Harlinda Kuspradini
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik dan Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Daun Actinodaphne borneensis Terhadap Mikroorganise Penyebab Karies Gigi Muhammad Akmal Rizqullah; Farida Fitriani Purba; Irawan Wijaya Kusuma; Harlinda Kuspradini
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 2 (2023): TEKNOTAN, Agustus 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jtvol17n2.6

Abstract

Pencarian bahan alami sebagai alternatif pengobatan terhadap infeksi penyebab karies gigi terus dilakukan, salah satunya yaitu menggunakan minyak atsiri. Actinodaphne borneensis merupakan spesies tumbuhan hutan penghasil minyak atsiri dari famili Lauraceae yang tersebar luas di hutan Borneo khususnya Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik minyak atsiri daun A. borneensis yang dihasilkan dan mengetahui potensi aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur penyebab karies gigi. Minyak atsiri daun A. borneensis diisolasi dengan distilasi water and steam distillation. Minyak atsiri yang diperoleh diuji sifat fisik dan dilakukan identifikasi senyawa penyusunnya menggunakan GC-MS. Aktivitas antimikroba diuji menggunakan metode difusi agar dengan konsentrasi uji 100%, 10% dan 1%. Empat mikroorganisme uji yang digunakan antara lain bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus dan jamur Candida albicans. Hasil karakteristik minyak atsiri yang dihasilkan menunjukkan rendemen sebesar 0,1507%, berwarna kuning, nilai indeks bias 1,441 dan larut dalam alkohol 1:2,4 bagian. Berdasarkan hasil analisis GC-MS menunjukkan komponen kimia penyusun minyak atsiri yang mendominasi diantaranya spathulenol, β-ocimene, (+)-aromadendren, D-limonene dan epiglobulol. Aktivitas antimikroba tumbuhan A. borneensis berpotensi dapat menghambat pertumbuhan S. aureus, S. mutans, S. sobrinus dan C. albicans, dengan zona hambat masing-masing 15,11, 19,78, 20,56, dan 16,77 mm.