Gati Dwi Yuliana Gati Dwi Yuliana
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Komunikasi Homoseksual Berbasis Teknologi Rusman Hadi Syahputra; Gati Dwi Yuliana
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol 5, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Department of Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1427.342 KB)

Abstract

Kaum gay masih sulit berkomunikasi dengan gay lainnya layaknya masyarakat dominan akibat orientasi seksual yangdimiliki. Oleh karena itu, kaum gay membutuhkan suatu media alternatif untuk dapat berkomunikasi guna memenuhi kebutuhan pribadinya, baik dalam hal sosial maupun seksual. Kaum gay pun menggunakan aplikasi Jack’D untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui pola komunikasi antarpribadi yang terjadi di situs jaringan sosial oleh kaum gay sebagai pengguna aplikasi Jack’D. Penelitian ini menggunakan dua konsep sebagai landasan teoritisnya, yaitu Computer Mediated Communication (CMC) dan Social Information Processing Theory (SIP). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan unit analisisnya individu yaitu kaum gay yang menggunakan aplikasi Jack’D. Disain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaum gay memiliki tujuan dan caranya masing-masing ketika menggunakan aplikasi Jack’D guna memenuhi kebutuhan pribadinya masing-masing. Sehingga tidak dapat dipungkiri bila komunikasi termediasi memiliki peranan untuk menghubungkan kaum gay dengan sesamanya. Dengan catatan komunikasi termediasi ini harus dilakukan pada banyak platform untuk menunjang perkembangan suatu hubungan. Namun, komunikasi interpersonal secara tatap muka tetap menjadi pencapaian akhir perkembangan suatu hubungan kaum gay.Gay community still finds difficulties in communicating with each other like the dominant society due to their sexual orientation. Therefore, gays need an alternative media to be able to communicate and meet their private needs, both in the social and sexual terms. The gays also use the Jack’D app to meet those needs. This study aims to know the pattern of interpersonal communication that occurs among gays who use Jack’D application. This study uses two concepts as the theoretical foundation, namely Computer Mediated Communication (CMC) and Social Information Processin Theory (SIP). The paradigm used in this research is constructivism with qualitative research approach. The type of this research is descriptive with individual analysis unit, which is gay community who uses Jack’D application. The research design adopted in this research is case study. To collect data, this study employs in-depth interviews, participatory observation, and documentation. The results of this study indicate that gays have their own goals and methods when using the Jack’D app to meet their individual needs. Therefore, it can’t be denied that mediated communication plays a role in connecting gays with each other. These mediated communication should be conduced on multiple platforms to support the development of a relationship. However, face-to-face interpersonal communication remains the ultimate goal of relationship.
Undang-Undang Antikorupsi dalam Bingkai Konstruksi Media Ranti Ramandita; Gati Dwi Yuliana
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v16i1.2679

Abstract

Pemberitaan revisi Undang-Undang KPK mencuat pada bulan Februari 2016 melalui frekuensi yang cukup tinggi. Seluruh media menampilkan berbagai informasi terkait pembahasan revisi Undang-Undang KPK dari berbagai sudut pandang. Salah satu media online melakukan pemberitaan dengan signifikan dari segi intensitas pemberitaan dibandingkan media lain, media tersebut adalah Republika.co.id. Republika.co.id telah menyajikan 305 artikel berita dalam satu bulan dengan mengangkat dua sudut pandang sekaligus, baik pihak yang menolak maupun pihak yang mendukung revisi Undang-Undang KPK. Akhirnya, terpaan yang dominan tersebut menjadi hal yang menarik untuk mengetahui bagaimana konstruksi pemberitaan Republika.co.id mengenai isu revisi Undang- Undang KPK pada bulan Februari. Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial Media sebagai pisau analisisnya. Penelitian ini melihat permasalahan melalui paradigma konstruktivis dan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Artikel berita Republika.co.id merupakan data penelitian yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi. Data tersebut dikaji menggunalan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Hasil analisis menunjukkan bahwa konstruksi berita Republika.co.id cenderung tidak berpihak terhadap pendukung revisi Undang-Undang KPK. Agenda setting dan ideologi turut berperan dalam menentukan konstruksi pemberitaan yang dilakukan oleh Republika.co.id.
Analisis Komunikasi Pemasaran Pada Hotel Salak The Heritage Bogor Vega Putri Utami; Gati Dwi Yuliana
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.22 KB)

Abstract

This research is related to marketing communication services. The service product that is the case study of this study is Hotel Salak The Heritage. This study uses the concept of marketing communication and its mix as a blade analysis. The paradigm of this research is postpositivist with qualitative approach. Informants who are the subject of research is representative of Hotel Salak, especially in the field of marketing communications. The research results show Hotel Salak The Heritage tries to combine elements of marketing communication mix by optimizing the potential of ICT (Information and Communication Technology). Elements of marketing communication mix one of them is advertising. The ads are done in various media such as Kompas newspaper, Radio Lesmana FM Bogor, billboards, banners, brochures, websites, social media which includes facebook @, twitter, and instagram. The advertising marketing communication mix is ​​also conducted in conjunction with public relations and sales promotion.
Electronic Word of Mouth Melalui Youtube: Studi Terhadap Beauty Vlogger Kosmetik Wardah Sonnya Sari; Gati Dwi Yuliana
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.828 KB)

Abstract

This study examines marketing communication by electronic of mouth through a beauty vlogger that is done to communicate the product. The product of this case study is Wardah. This research uses the concept of electronic words of mouth as its analysis blade. This research uses interpretative paradigm with qualitative approach. Informants as research subjects are representative Wardah, beauty vlogger, and audiences. The results show that electronic word of mouth is one form of marketing communication that utilizes the digital media platform as a means of communication. Social media used by beauty vlogger is considered more effective in communicating a product. Wardah uses beauty vlogger as a medium that communicates its marketing through electronic word of mouth in order to reach a broader target with a relatively short time. The effectiveness of an electronic word of mouth dissemination done by beauty vlogger can not be separated from the content of communications submitted in the uploaded video.
The Analysis of We The Fest’s Digital Marketing Communication by Ismaya on Instagram Linda Shafura Najmussahar; Gati Dwi Yuliana
INSANI Vol 9 No 2 (2022): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergeseran praktik pemasaran konvensional ke digital telah dimanfaatkan pemasar untuk berkomunikasi secara interaktif. We The Fest, festival musik yang gencar melakukan pemasaran di media sosial, khususnya Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi pemasaran digital yang dilakukan Ismaya melalui Instagram for We The Fest berdasarkan tujuan pemasaran mereka dari segi pendekatan, cara pemasaran, jenis pesan dan fitur. Konsep yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah komunikasi pemasaran di media sosial, model MAIN, karakteristik media dan Instagram. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah peneliti dan alat bantu wawancara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Huberman and Miles dan teknik validitas data yang digunakan adalah validasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa We The Fest menggunakan pendekatan audio, visual dan sensorik untuk penyampaian pesannya. Dilengkapi dengan bentuk dan jenis pesan multimedia yang mengandung unsur populer, slice-of-life dan trigger user-generated content. Saat melakukan akomodasi, Ismaya lebih mengutamakan pemecahan masalah yang dialami audiensnya dan menanggapinya. Mereka juga menggunakan respon dari audiens mereka untuk mengembangkan strategi komunikasi. We The Fest mengikat dan terhubung dengan audiens mereka melalui program loyalitas dan kompetisi. Tidak hanya di Instagram, We The Fest juga mempublikasikan pesan pemasarannya ke media sosial lain, media konvensional, dan restoran milik Ismaya. We The Fest menggunakan berbagai fitur Instagram dengan memperhatikan interaktivitas, kegunaan, dan daya tahan pesan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memunculkan perbandingan antara beberapa media sosial yang digunakan sebagai alat komunikasi pemasaran untuk mengetahui keunikan masing-masing platform dan memastikan ketepatan media sosial yang digunakan untuk memasarkan festival musik.
The Analysis of We The Fest’s Digital Marketing Communication by Ismaya on Instagram Linda Shafura Najmussahar; Gati Dwi Yuliana
INSANI Vol 9 No 2 (2022): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergeseran praktik pemasaran konvensional ke digital telah dimanfaatkan pemasar untuk berkomunikasi secara interaktif. We The Fest, festival musik yang gencar melakukan pemasaran di media sosial, khususnya Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi pemasaran digital yang dilakukan Ismaya melalui Instagram for We The Fest berdasarkan tujuan pemasaran mereka dari segi pendekatan, cara pemasaran, jenis pesan dan fitur. Konsep yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah komunikasi pemasaran di media sosial, model MAIN, karakteristik media dan Instagram. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah peneliti dan alat bantu wawancara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Huberman and Miles dan teknik validitas data yang digunakan adalah validasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa We The Fest menggunakan pendekatan audio, visual dan sensorik untuk penyampaian pesannya. Dilengkapi dengan bentuk dan jenis pesan multimedia yang mengandung unsur populer, slice-of-life dan trigger user-generated content. Saat melakukan akomodasi, Ismaya lebih mengutamakan pemecahan masalah yang dialami audiensnya dan menanggapinya. Mereka juga menggunakan respon dari audiens mereka untuk mengembangkan strategi komunikasi. We The Fest mengikat dan terhubung dengan audiens mereka melalui program loyalitas dan kompetisi. Tidak hanya di Instagram, We The Fest juga mempublikasikan pesan pemasarannya ke media sosial lain, media konvensional, dan restoran milik Ismaya. We The Fest menggunakan berbagai fitur Instagram dengan memperhatikan interaktivitas, kegunaan, dan daya tahan pesan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memunculkan perbandingan antara beberapa media sosial yang digunakan sebagai alat komunikasi pemasaran untuk mengetahui keunikan masing-masing platform dan memastikan ketepatan media sosial yang digunakan untuk memasarkan festival musik.
The Hiperrealitas K-Popers Terhadap Original Character Role Player (OCRP) Fanfiction di Twitter Sofhie Nissaul Zahra; Gati Dwi Yuliana
Jurnal Publish (Basic and Applied Research Publication on Communications) Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.277 KB) | DOI: 10.35814/publish.v1i2.4218

Abstract

Fanfiction dibuat sebagai bentuk dukungan dan karya imajinasi kreatif dari penggemar dengan karakter yang berasal dari TV, film, animasi, hingga grup penyanyi. Fanfiction berjenis alternate universe penggemar dapat membuat dan mengubah karakter, latar belakang, dan alur cerita sesuai keinginan mereka yang saat ini berkembang di Twitter dengan tambahan format seperti fake chat. Fanfiction tidak hanya menggunakan visualisasi dari identitas asli contohnya yaitu idol K-Pop agar mendukung penciptaan sehingga karakter terlihat nyata dan hidup, namun saat ini karakter fiksi tersebut juga dibuat akun original character roleplayer atau akun karakter fiksi. Penciptaan simulasi dari fanfiction, membentuk simulakra di mana realitas asli terganti dengan realitas semu yang dianggap asli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penciptaan hiperrealitas K-Popers terhadap original karakter fanfiction di Twitter. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dengan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi, selain itu menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui bagaimana proses penciptaan dapat terjadi hiperrealitas pada K-Popers terhadap akun original character role player fanfiction di Twitter. Penciptaan simulasi fanfiction AU Awas Papa Galak dapat membentuk simulakra dengan hadirnya akun karakter fiksi yang berinteraksi dengan pembaca di Twitter, hal tersebut membuat realitas asli terganti dengan realitas semu yang dianggap asli, sehingga para pembaca melihat realitas asli sebagai realitas semu. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui proses terbentuknya simulasi dan simulakra dalam fanfiction yang diciptakan di ruang Twitter, pembaca tetap dapat membedakan dan memposisikan mana realitas asli dan realitas semu.
Gender Sensitive Journalism in Harian Kompas as a Media Advocacy Against Women’s Sexual Violence Islaq Hastita Hamzah; Gati Dwi Yuliana
LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 11 No. 1 (2023): Lontar : Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/lontar.v11i1.6194

Abstract

Cases of sexual violence against women are steadily increasing every year, as well as the news of these cases. Despite that, often the media exploits victims and their stories. The news is framed through a patriarchal lens that gives the impression that the victim was the main cause of the events. As a provider of information, the media plays a central role in constructing public opinions. Therefore, the media has a responsibility to support the victims to get their rights. Reporting with gender sensitive journalism is a media reference in advocating for victims/survivors of sexual violence. This study aimed to determine the application of gender sensitive journalism in Harian Kompas as a media advocacy against sexual violence. This study is based on the concept of Gendered Perspective Journalism, Gender Sensitive Journalism, Press Language in Reporting Sexual Violence, and Advocacy Journalism. This research applied qualitative research methods. The results of this study indicated that Harian Kompas covers cases of sexual violence based on the perspective of victims to protect victims and help the survivors to get justice. Furthermore, as a form of advocacy journalism, Harian Kompas also provides a large space for victims to speak out in the Harian Kompas.