Mario Putra Suhana
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Luasan Ekosistem Lamun Menggunakan Citra Sentinel 2A Tahun 2018 Dan Tahun 2020 Di Perairan Desa Pengudang, Pulau Bintan Risandi Dwirama Putra; Reski Putri Handayani; Fadhliyah Idris; Mario Putra Suhana; Aditya Hikmat Nugraha
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.52800

Abstract

Ekosistem lamun dapat terganggu oleh berbagai faktor seperti perubahan suhu, polusi, kerusakan habitat, destructive fishing, dan pencemaran laut. Pemantauan kondisi lamun sangat penting dilakukan untuk memastikan keseimbangan ekosistem tetap terjaga, terutama pada daerah konservasi seperti di Desa Pengudang yang menjadi wilayah konservasi lamun. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengamati kondisi ekosistem lamun untuk melihat perubahan yang terjadi adalah menggunakan kombinasi sistem informasi geografis dengan pengindraan jauh. Pada teknologi pengindraan jauh data yang digunakan yaitu Citra Sentinel-2A. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan luasan lamun di perairan Desa Pengudang dengan menggunakan Algoritma Lyzenga. Metode Lyzenga dikenal dengan nama metode depth-invariant index atau metode water column correction (koreksi kolom air). Koreksi kolom air bertujuan untuk mengeliminasi kesalahan identifikasi spektrum habitat karena faktor kedalaman selanjutnya dilanjutkan dengan proses supervised classification pada citra. Luasan lamun di perairan Desa Pengudang didapatkan berdasarkan hasil analisis klasifikasi terbimbing. Citra Sentinel-2A pada tahun 2018 mencapai angka 8.43 dan pada tahun 2020 mengalami penurunan dengan angka 7.30 hektar dengan nilai uji akurasi 80%. Penurunan luas padang lamun di perairan Desa Pengudang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pencemaran minyak di wilayah Bintan yang terjadi secara teratur setiap tahun dan telah mempengaruhi kondisi ekosistem di wilayah tersebut.    Seagrass ecosystems can be disturbed by various factors such as changes in temperature, pollution, habitat destruction, and human activities, including unsustainable fishing, marine pollution, and chemical use. Therefore, monitoring the condition of seagrass ecosystems is essential to ensure the balance of the ecosystem is maintained, especially in conservation areas. Pengudang Village is one of the villages that has been designated as a seagrass conservation area. One of the ways to observe the condition of seagrass ecosystems and detect changes is to use a combination of geographic information systems and remote sensing. The data used in remote sensing technology is the Sentinel-2A image. The purpose of this research is to map the seagrass area in the waters of Pengudang Village using the Lyzenga Algorithm, also known as the depth-invariant index method or water column correction method. The water column correction method aims to eliminate errors in habitat spectral identification due to depth factors before proceeding with the supervised classification process on the image. The seagrass area in the waters of Pengudang Village was obtained based on the results of the supervised classification analysis. The Sentinel-2A imagery in 2018 covered an area of 8.43 hectares, and in 2020, it decreased to 7.30 hectares with an accuracy test value of 80%. The decrease in the seagrass area in the waters of Pengudang Village is caused by several factors, one of which is oil pollution in the Bintan region, which occurs regularly every year and has affected the condition of the ecosystem in the region.
Model Hidrodinamika 2 Dimensi Gelombang Laut Permukaan di Sekitar Lokasi Reklamasi Kota Tanjungpinang Desi Nurlianti; Mario Putra Suhana; Risandi Dwirama Putra
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.15543

Abstract

ABSTRAKPesisir dan pantai Kota Tanjungpinang saat ini mengalami reklamasi. Aktivitas reklamasi di pesisir akan memberikan dampak terhadap perubahan kondisi fisik pantai terutama akibat gelombang laut yang merupakan salah satu parameter hidro-oseanografi yang mempengaruhi perubahan wilayah pesisir dan pantai selain parameter arus dan pasang surut (Denestiyanto et al., 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gelombang laut yang terjadi di sekitar lokasi reklamasi Kota Tanjungpinang menggunakan model hidrodinamika. Metode penelitian yang digunakan metode survei. Data yang akan diukur di lapangan adalah batimetri dan angin. Data lain yang digunakan adalah data pasang surut yang diperoleh dari prediksi menggunakan MIKE 21 dan garis pantai. Alat selama penelitian terdiri dari alat survei dan analisis gelombang laut menggunakan software MIKE 21 dengan modul Spectral Wave (SW). Hasil model kondisi gelombang laut dari musim utara hingga musim barat di sekitar lokasi reklamasi Kota Tanjungpinang secara umum arah dan kondisi penjalaran gelombang sangat dipengaruhi oleh kondisi angin muson yang berganti setiap 3 (tiga) bulan sekali. Angin dominan berhembus dari arah utara dengan persentase kejadian angin musim secara umum cukup dominan, terutama pada kisaran 3,60-5,70 m/s. Sementara itu angin yang berpotensi membentuk gelombang laut adalah angin dari arah utara, selatan dan barat dengan rentang ketinggian gelombang setiap musim dominan berada di antara 0,1-1,5 m.Kata Kunci: Model Hydrodynamic, Gelombang, Kota Tanjung Pinang, AnginABSTRACTThe coastal of Tanjungpinang city currently experiencing reclamation. Reclamation activities on the coastal will have impact on changes in coastal physical conditions, especially due to ocean waves is one of the hydro-oceanographic parameters that affect changes to coastal areas in addition to currents and tidal parameters (Denestiyanto et al., 2015). This research aim to obtain information about ocean waves conditions arounds the coastsl reclamation site of Tanjungpinang city using hydrodynamic model. The research method used is the survey. The data used include is batimetri and wind. Other data used is prediction tidal using MIKE 21 and shoarline. The research equipment consists of equitment survey and analysis ocean wave using MIKE 21 software with the modul Spectral Wave (SW). The results of conditions model ocean waves from the north season to the west season around the coastal reclamation site of Tanjungpinang city, in general the direction and conditions of wave propagation are strongly influenced by monsoon wind conditions which change every 3 (three) months. The dominant wind blows from the north with the percentage of seasonal winds in general being quite dominant, especially in the range of 3,60-5,70 m/s. Meanwhile, winds that have the potential to form ocean waves are winds from the north, south and west with a range of wave heights per dominant season between 0,1-1,5 m.Keywords: Hydrodynamic Model, Ocean Wave, Tanjungpinang City, Wind