Status gizi balita (0-5 tahun) mencerminkan kondisi kesehatan, nutrisi balita, dan dapat digunakan sebagai indikator kondisi gizi buruk. Kekurangan gizi dapat berakibat fatal pada balita. Hal ini menjadikan balita sebagai fokus utama posyandu. Ketidakrutinan kunjungan ibu ke posyandu mengakibatkan kurangnya pemantauan efektif terhadap status gizi anak. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan ibu ke posyandu dengan status gizi balita Posyandu Cut Nyak Dien Desa Margamukti. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Populasi sebanyak 57 ibu dan balita, besar sampel sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan menggunakan metode Accidental Sampling. Variabel independennya adalah frekuensi kehadiran anak ke posyandu, sedangkan variabel dependennya adalah status gizi anak usia 0-5 tahun. Alat ukur menggunakan kuisioner untuk data demografi dan buku KMS yang dipegang oleh ibu balita. Distribusi frekuensi ditentukan dengan analisis univariat, sedangkan chi-square digunakan dalam analisis bivariat. Responden yang rutin mengunjungi posyandu sebanyak 18 orang (60%) dan tidak rutin sebanyak 12 orang (40%). Anak yang memiliki status gizi baik sebanyak 26 orang (86,7%), gizi kurang sebanyak 1 orang (3,3%), dan gizi lebih sebanyak 3 orang (10%). Hasil analisis bivariat didapatkan p-value (0,677) > ? (0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi kunjungan ibu ke posyandu dengan status gizi balita (0-5 tahun).