Nur Khusni Hidayanto
Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, Jl. Raya Pembangunan, Gunung Sindur, Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tanggap Antibodi terhadap Capsid Virus Penyakit Jembrana setelah Vaksinasi Lapang Sapi Bali di Kabupaten Sarolangun, Jambi Ferry Ardiawan; Okti Nadia Poetri; Nur Khusni Hidayanto; Ari Rumekso; Dilas Pradana; Surachmi Setiyaningsih
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 11 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.11.2.167-174

Abstract

Penyakit Jembrana (JD) adalah penyakit prioritas nasional yang disebabkan oleh infeksi lentivirus pada sapi Bali. Pemerintah merekomendasikan vaksinasi sebagai langkah penting pengendalian di wilayah endemis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika tanggap antibodi dengan melakukan kajian kohort sejalan dengan program vaksinasi JD di Desa Pematang Kabau oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sarolangun. Sera dari 36 sapi Bali pendatang, yang menerima dua dosis vaksin JD-Vet® dengan selang waktu 30 hari, dikoleksi pada hari 0, 44, dan 90. Antibodi spesifik kapsid virus JD (JDV) diukur menggunakan metode ELISA. Sebelum vaksinasi, 88,89% sapi menunjukkan hasil seronegatif, sedangkan 11,11% menunjukkan seropositif yang menandakan adanya paparan JDV terdahulu. Tidak ada reaksi membahayakan yang diamati pada sapi yang divaksinasi. Vaksinasi menurunkan titer antibodi secara signifikan pada sapi seropositif. Sebaliknya, 71,87% sapi seronegatif menunjukkan respons positif, meskipun hanya 40,63% yang mencapai tingkat seroprotektif pada hari ke-44. Persentase ini menurun secara signifikan menjadi 15,63% pada hari ke- 90, mengindikasikan durasi kekebalan yang relatif pendek. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan status kekebalan pravaksinasi dan menegakkan pengendalian lalu-lintas sapi Bali. Meskipun vaksin JD-Vet® terbukti aman, namun mempertahankan kadar antibodi yang tinggi masih menjadi tantangan. Kajian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengoptimalkan strategi vaksinasi dan meningkatkan pengendalian JD pada sapi Bali.