Nuryanto Nuryanto
Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Susu Rendah Lemak Terhadap Tekanan Darah Pada Wanita Postmenopause Resti Mawarni; Nuryanto Nuryanto; Aryu Chandra; Diana Nur Afifah
JURNAL NUTRISIA Vol 25 No 2 (2023): Vol 25 No 2 (2023): September (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jnutri.v25i2.325

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi kronis yang prevalensinya semakin hari semakin meningkat, termasuk di Indonesia yang mencapai 34,1%. Jenis kelamin, usia, stress, dan kurang aktifitas fisik merupakan beberapa faktor risiko kejadian hipertensi. Susu rendah lemak mengandung sejumlah zat gizi yang terkait dengan efek menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian susu rendah lemak terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita postmenopause penderita hipertensi. Ini adalah penelitian eksperimental pada 19 subjek dengan riwayat hipertensi minimal satu bulan yaitu wanita postmenopause yang diambil secara purposive sampling. Subjek kelompok intervensi diberikan susu rendah lemak 2x/hari selama 2 minggu. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk, paired t-test, Wilcoxon, independent t-test, dan Mann Whitney. Terjadi penurunan tekanan darah sistolik kelompok intervensi sebesar 8,5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 5,5 mmHg setelah pemberian susu rendah lemak selama 2 minggu. Perbedaan tekanan darah sistolik kelompok kontrol sebesar 1,1 mmHg sedangkan tekanan darah diastolik sebesar 0,6 mmHg. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara susu rendah lemak dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan secara klinis antara susu rendah lemak dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Differences Family Support and Posyandu Visit Frequency Between Stunted and Non Stunted 12-59 Months Old Toddler Vanny Puspitasari; Nuryanto Nuryanto; Dewi Marfu'ah Kurniawati
Sports Medicine Curiosity Journal Vol 1 No 2 (2022): Sports Medicine Curiosity Journal
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/smcj.v1i2.61639

Abstract

Stunting are common at the age of 12-59 months. Some things that can affect the growth of toddler are family, parenting patterns, health services and environmental conditions. Family support is very important for children especially for their nutritional status. An example of health services for toddlers is Posyandu. Posyandu has benefits for society include monitoring the growth of toddlers so they do not suffer from stunting. The aim of the study was to determine differences family support and Posyandu visit frequency between stunted and non stunted 12-59 months old toddlers at Tambakrejo village Pemalang regency. This is a cross sectional study. The research subjects were toddlers 12-59 months old in Tambakrejo village. Stunted was determined by height for age z-score <-2SD. Independent t-test dan Mann Whitney test was conducted to determine differences family support and Posyandu visit frequency between stunted and non stunted toddler. Family support score in the stunted toddler group was 35,77 and Posyandu visit frequency was 5,40 times. Family support score in the non stunted toddler group was 54,27 dan Posyandu visit frequency was 8,97 times. There was a significant difference family support and Posyandu visit frequency between stunted and non stunted toddlers. Non stunted toddlers have better family support compared to stunted toddlers. Posyandu visit frequency of stunted toddlers is lower than non stunted toddlers.