Body shaming merupakan fenomena dalam menjustifikasi tubuh atau fisik seseorang, yang dalam hal ini dilakukan melalui Instagram. Akun @farrenbenedictus_, merupakan seorang penyintas body shaming dan kini sudah menjadi penggerak untuk gerakan body positivity di media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk dalam analisisnya, yang menggunakan analisis tekstual, kognisi sosial, dan konteks sosial dari wacana yang dituliskan oleh akun @farrenbenedictus_. Dalam postingannya, ditemukan 4 tujuan wacana body positivity yang dilakukan oleh @farrenbenedictus_ guna merespons body shaming di media sosial Instagramnya, yaitu; (1) body acceptance and love; (2) body appreciation; (3) care adaptive investment in body dan; (4) protective filtering information. Dari keempat wacana ini, Farren menekankan pentingnya self-love dan self-acceptance dalam mempraktikkan body positivity, sehigga dengan begitu, hal-hal yang di luar kendali individu seperti body shaming dapat diatasi dengan mudah. Farren juga memahami bahwa mereka yang menuliskan ujaran-ujaran tidak baik kepada individu tertentu adalah karena mereka tidak mengenali orang tersebut, sehingga dengan mudahnya menuliskan hal buruk terhadap orang lain. Semakin tinggi anonimitas, akan semakin mudah untuk melakukan body shaming terhadap orang lain.Kata kunci: body positivity, body shaming, influencer, instagram