Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGALAMAN KOMUNIKASI PEKERJA STARTUP PADA PRAKTIK HUSTLE CULTURE Galuh Aulia Ramadhanti; Jasmin Jannatania; Deffri Ihza Adiyanto; Shinta Qayla Vashty
Linimasa : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 5 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/linimasa.v5i2.5728

Abstract

ABSTRACT As a start-up company, startups adhere to a flexible work system and have less stringent regulations, so that they are preferred by the younger generation. On the other hand, challenges and high work demands sometimes overwhelm workers and create a hustle culture. This study aims to understand how the phenomenon of hustle culture is interpreted by startup workers, as well as explore the communication experience for startup workers in the practice of hustle culture. This study uses a qualitative method with a phenomenological study approach. Two theories used as the basis in this research include the theory of symbolic interaction and the theory of cognitive dissonance. The data was obtained through interviews with 4 informants who are permanent employees of startup companies and also experience hustle culture. Based on the results of the study, it was found that startup workers interpret hustle culture as self-evident behavior, seeking feelings of satisfaction and pride, as well as a success factor. Hustle behavior is also influenced by the work environment and company targets. Meanwhile, the communication experiences experienced by startup work are feeling short of time, declining health conditions, and toxic productivity
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Partisipasi Online Budaya Pengenyahan (Cancel Culture) Di Indonesia Jasmin Jannatania; S. Kunto Adi Wibowo; Henny Sri Mulyani Rohayati; Dadang Rahmat Hidayat; Sri Seti Indriani
Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jm.v5i2.7690

Abstract

Budaya pengenyahan (cancel culture) merupakan istilah baru di media sosial terutama Twitter, yang memiliki definisi mengenyahkan atau memojokkan individu tertentu di media sosial, yang dilakukan secara bersama-sama. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap tingkat partisipasi online dalam budaya pengenyahahan pada penggunanya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik nonprobabilitas kuota sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner online berjumlah 36 pertanyaan dan didapatkan responden sebanyak 221 orang. Penelitian ini menggunakan dua variabel eksogen; orientasi budaya pengenyahan dan penggunaan media sosial untuk menentukan pengaruh pada variabel endogen; partisipasi online budaya pengenyahan di media sosial Twitter. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa orientasi budaya pengenyahan bagi pengguna berpengaruh terhadap partisipasi online budaya pengenyahan di media sosial Twitter, juga penggunaan media sosial Twitter yang berpengaruh terhadap partisipasi online pengguna dalam budaya pengenyahan di media sosial Twitter.Kata kunci :  media sosial, twitter, partisipasi online, budaya pengenyahan 
Diversifikasi Konten Tonight Show dan Regulasi yang Berlaku Pada Media Massa (NET TV) dan Media Online (Youtube) Jasmin Jannatania; Eni Maryani; Dadang R Hidayat; Sri S Indriani
Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema Vol. 5 No. 1 (2022): September
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24076/pikma.v5i1.778

Abstract

The Tonight Show is a talk show program that has been broadcast on NET TV since 2013. Recently, NET TV made a new strategy for the Tonight Show program by creating a new program that is only broadcast on the Youtube platform only. The purpose of this study is to explain the content diversification strategy carried out by NET TV using Mosco's political economy theory, with a descriptive comparative study method. This study also compares the regulation of television media with Youtube media when one program is broadcast on two different platforms, which also have very different content. The findings of this study are that NET TV's strategy to diversify content is quite successful, as seen from the high subscriber of the TonightShowNET Youtube channel when the Tonight Show Premiere was first broadcast, and the number of viewers who continued to rise when the special was uploaded. Another finding is that Youtube already has regulations for users and creators who do violate the rules, but when compared to P3SPS which has been compiled by KPI, the viewing standards on Youtube are still not appropriate.
Peran Birokrasi Pada Perusahaan Startup PT Generasi Retail Bersama (GREBE) Indonesia - (IN PRESS) Jasmin Jannatania; Jenny R. Suminar; Purwanti Hadisiwi; Yustikasari Yustikasari
Expose: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/exp.v5i2.3493

Abstract

Penelitian ini menginvestigasi peran birokrasi dalam perusahaan start up PT Gerakan Retail Bersama (GREBE) Indonesia yang berlokasi di DKI Jakarta, Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah perusahaan startup yang masih berupa perusahaan rintisan memiliki formalisasi dan standardisasi kerja dalam birokrasi seperti yang telah dikemukakan oleh Weber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti melakukan triangulasi data dengan menggunakan informan ahli dalam perusahaan untuk dapat mendalami kasus yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mewawancarai para karyawan perusahaan startup GREBE Indonesia, yang terdiri dari 5 karyawan tetap dan 1 karyawan magang. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah adanya praktik birokrasi dan pengadopsian istilah birokrasi yang dilakukan oleh para karyawan perusahaan startup GREBE. Dalam perusahaan startup, putusan akan sebuah aturan dilakukan dengan cara musyawarah, dengan denda dan hukuman yang juga sudah disepakati bersama, juga adanya musyawarah yang secara tidak langsung menunjuk seseorang dalam perusahaan untuk dapat menjadi supervisor bagi para karyawan lainnya dilihat dari latar belakang profesionalnya sebelum masuk dalam perusahaan GREBE.
Wacana Gerakan Body Positivity Sebagai Respons Dari Perilaku Body Shaming di Instagram Jasmin Jannatania; Dadang R. Hidayat; Sri S. Indriani
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 7, No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v7i3.2023.687-697

Abstract

Body shaming merupakan fenomena dalam menjustifikasi tubuh atau fisik seseorang, yang dalam hal ini dilakukan melalui Instagram. Akun @farrenbenedictus_, merupakan seorang penyintas body shaming dan kini sudah menjadi penggerak untuk gerakan body positivity di media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk dalam analisisnya, yang menggunakan analisis tekstual, kognisi sosial, dan konteks sosial dari wacana yang dituliskan oleh akun @farrenbenedictus_. Dalam postingannya, ditemukan 4 tujuan wacana body positivity yang dilakukan oleh @farrenbenedictus_ guna merespons body shaming di media sosial Instagramnya, yaitu; (1) body acceptance and love; (2) body appreciation; (3) care adaptive investment in body dan; (4) protective filtering information. Dari keempat wacana ini, Farren menekankan pentingnya self-love dan self-acceptance dalam mempraktikkan body positivity, sehigga dengan begitu, hal-hal yang di luar kendali individu seperti body shaming dapat diatasi dengan mudah. Farren juga memahami bahwa mereka yang menuliskan ujaran-ujaran tidak baik kepada individu tertentu adalah karena mereka tidak mengenali orang tersebut, sehingga dengan mudahnya menuliskan hal buruk terhadap orang lain. Semakin tinggi anonimitas, akan semakin mudah untuk melakukan body shaming terhadap orang lain.Kata kunci: body positivity, body shaming, influencer, instagram