Abdul Hadi
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH BIJI KARET MENJADI OLAHAN MAKANAN KRIPIK BERNILAI EKONOMIS Agus Purnomo; S. Purnamasari; Abdul Hadi; Atika Zahra Maulida
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v6i2.42025

Abstract

Banjarmasin merupakan daerah yang memiliki sungai yang luas dan pertanian dan perkebunan. Kalimantan selatan merupakan penghasil perkebunan karet terbanyak di pulau Kalimantan. Setiap hari para petani memetic hasil dari perkebunan karet sebesar 6,7 juta ton karet. Masyarakat Kalimantan selatan mengambil dari hasil pohon karet dalam bentuk getah yang bisa di jual. Adanya limbah biji karet yang tidak dimanfaatkan sehingga, limbah biji karet menjadi busuk dan mencermari lingkungan di sekitarnya. Adanya pemanfaatan limbah biji karet untuk dioleh menjadi olahan makanan yang memiliki nilai jual tinggi. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam memanfaatkan limbah biji karet dan menambah pendapatan masyarakat petani karet melalui olahan biji karet. Wanaraya adalah salah satu daerah di provinsi Kalimantan selatan kabupaten barito kuala memiliki luas lahan perkebunan karet terbesar di kabupaten barito kuala. Hasil dari perkebunan yang didapatkan di daerah wanaraya seperti:  pohon karet, pohon kelapa sawit, dan padi. Metode pelatihan pembuatan biji karet menjadi olahan makan seperti kripik biji karet dan kacang koro. Dalam pelatihan pembuatan makanan berbahan biji karet sebagai berikut: pertama memilih biji karet yang baru jatuh dari pohon, kedua, memisahkan kulit biji karet dari cangkang buah biji karet, ketiga, merebus daging biji karet, keempat, memisahkan buah biji karet dari kulit ari, kelima, pembuatan kripik dan kacang koro, keenam penjemuran, ketuju pengorengan kripik dan kacang koro, kedelapan pemberian rasa pada kripik dan kacang koro. Adanya pelaksanaan kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan makanan ringan berbahan biji karet kepada masyarakat petani karet untuk memberikan peluang usaha dan penambahan pendapatan masyarakat petani karet dalam memanfaatkan limbah biji karet menjadi olahan makanan yang bermanfaat, memiliki nilai jual, menambah pendapatan, dan mengurangi tingkat limbah biji karet yang tidak dimanfaatkan. Banjarmasin is an area that has a large river and agriculture and plantations. South Kalimantan is the largest producer of rubber plantations on the island of Kalimantan. Every day the farmers memetic the yield from rubber plantations amounting to 6.7 million tons of rubber. The people of south Kalimantan take from rubber tree products in the form of sap that can be sold. The existence of rubber seed waste that is not used so that rubber seed waste becomes rotten and pollutes the surrounding environment. Rubber seed waste is used to be obtained into processed food with a high selling value. The purpose of implementing community service is to train the community in utilizing rubber seed waste and increase the income of the rubber farmer community through processed rubber seeds. Wanaraya is one of the areas in the southern Kalimantan province of Barito Kuala regency, which has the largest rubber plantation area in Barito Kuala regency. The results of plantations obtained in the wanaraya area include rubber trees, oil palm trees, and rice. Training methods for making rubber seeds into processed foods such as rubber seed chips and koro beans. In training on making food made from rubber seeds, as follows: first, choose rubber seeds that have just fallen from the tree. Second, separate the rubber seed skin from the shell of the rubber seed fruit. Third, boil the rubber seed flesh. Fourth, separate the rubber seed fruit from the epidermis. Fifth, the manufacture of chips and koro beans. The sixth is drying, the aiming of chips frying and koro beans, and the eighth gives flavour to the chips and koro beans. The implementation of this activity is in the form of training on making snacks made from rubber seeds for the rubber farmer community to provide business opportunities and increase. The income of the rubber farmer community in utilizing rubber seed waste into processed foods that are useful, have selling value, increase income, and reduce the level of rubber seed waste that is not used.