Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bagaimana Mahasiswa Menghadapi Kebijakan PPKM saat Pandemi? Eksplorasi Faktor Psikologis pada Kepatuhan terhadap Kebijakan Stay-At-Home Rayi Hammam Azka; Miai Fattah Rizki; Erin Andriani Putri; Margareta Damayanti; Rahmadianty Gazadinda
Journal of Psychological Science and Profession Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v7i2.44856

Abstract

Pandemi Covid-19 merupakan kejadian yang mengganggu berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat di masa pandemi diberlakukan dalam bentuk penerapan aktivitas dari rumah (stay-at-home) bagi sebagian besar lapisan masyarakat di Indonesia. Kebijakan tersebut telah memberi dampak besar bagi masyarakat termasuk pada mahasiswa. Seluruh aktivitas seperti kegiatan pembelajaran yang biasanya dijalani oleh mahasiswa secara tatap muka berubah menjadi dilaksanakan secara jarak jauh dari rumah. Kondisi ini menuntut mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan kondisi interaksi sosial yang terbatas selama pemberlakuan kebijakan stay-at-home. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh kontrol diri dan perilaku dalam menghadapi Covid-19 terhadap kepatuhan mahasiswa pada kebijakan stay-at-home selama masa pandemi. Terdapat 410 mahasiswa Indonesia yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri dan perilaku dalam menghadapi Covid-19 berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan mahasiswa pada masa kebijakan stay- at-home diterapkan (F(5, 403) = 110.663, p = .000). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian ini memiliki kontribusi sebesar 57.9% terhadap kepatuhan mahasiswa dalam menjalani kebijakan stay-at-home. Kontrol diri dan pengetahuan mahasiswa mengenai Covid-19 secara signifikan berkontribusi positif terhadap kepatuhan mahasiswa dalam menjalani kebijakan stay-at-home. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah untuk mempertimbangkan faktor psikologis dalam menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan penanggulangan pandemi, terutama pada mahasiswa.
PROGRAM “SAY NO TO CYBERBULLYING”: PSIKOEDUKASI UNTUK MENGURANGI KETERLIBATAN BERPERILAKU CYBERBULLYING DI REMAJA JABODETABEK Rahmadianty Gazadinda; Dwi Kencana Wulan; Fellianti Muzdalifah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Panrita Abdi - Januari 2024
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v8i1.24056

Abstract

Bullying is one of the behavioral problems among adolescents. Oftentimes, the bullies do not realize that their action is categorized as bullying and it leads to several negative impacts for the victims. Unfortunately, there are significant changes in interaction nowadays and face-to-face interaction is converted into online interaction. This online interaction limits the capability to interpret other’s reactions, and it causes more issues. Cyberbullying has been found recently among adolescents. A “Say No to Cyberbullying” program is a psychoeducational program that aims to build awareness of cyberbullying. This program includes prior assessment, psychoeducation, and evaluation. The instrument Revised Cyberbullying Inventory-II (RCBI-II) is used to evaluate the tendency of someone’s involvement in cyberbullying. The evaluation shows a positive impact from this program. Half of the participants reported a significant decrease in cyberbullying after completing the program. The number of participants who are not involved in cyberbullying also increased. These results show that the program leads to a positive result, in which participants tend to have less involvement in cyberbullying.  ---  Perundungan (bullying) adalah salah satu masalah perilaku yang sering ditemukan pada kelompok remaja. Seringkali pelaku perundungan diketahui tidak memahami bahwa perila-kunya tergolong perundungan dan dampak psikologis yang dialami oleh korban cukup signifikan. Sayangnya, dalam situasi pola interaksi yang banyak berubah menjadi interaksi tatap maya, serta interaksi terbatas dengan memanfaatkan akses internet dan media sosial, isu perundungan menjadi semakin sulit diidentifikasi remaja karena terbatasnya bentuk respon dan komunikasi yang terjalin. Kondisi ini yang memicu timbulnya beberapa kasus cyberbullying pada remaja. Rangkaian program psikoedukasi bertema “Say No to Cyberbullying” dirancang untuk memberi-kan pemahaman dasar mengenai cyberbullying. Program ini ditujukan untuk menurunkan peri-laku cyberbullying pada remaja melalui serangkaian aktivitas yang diberikan. Program dirancang selama tiga minggu yang terdiri dari asesmen, rangkaian psikoedukasi dan evaluasi. Dalam proses evaluasinya, instrumen Revised Cyberbullying Inventory-II (RCBI-II) digunakan untuk mengevaluasi kecenderungan keterlibatan individu dalam cyberbullying. Hasil evaluasi menun-jukkan bahwa pelaksanaan rangkaian program psikoedukasi “Say No to Cyberbullying” memberi-kan dampak positif, yang mana 50% peserta melaporkan mengalami perubahan perilaku terkait cyberbullying. Jumlah individu yang terlibat dalam cyberbullying juga mengalami penurunan signifikan setelah menjalani seluruh rangkaian program. Hasil tersebut menunjukkan adanya perubahan keterlibatan peserta dalam cyberbullying antara sebelum dan sesudah program.
Did Trust in Government Induce the Impact of Loneliness and Self-Control on Student’s Compliance during Social Restriction Implementation? A moderator analysis Rahmadianty Gazadinda; Mia Fattah Rizki; Rayi Hamam Azka; Erin Andriani Putri; Margareta Damayanti; Fajar Wahyu Utomo
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 13 No 1 March 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v13i1.27423

Abstract

The mitigation strategy employed in addressing the prolonged pandemic situation in Indonesia yielded a discernment: collaborative efforts between individuals and the government were imperative to achieve the desired objectives. Despite the emergence of numerous psychological challenges among individuals during the pandemic, the pivotal role of public compliance became particularly evident during the implementation of social restrictions. Government initiatives to mitigate risks would not attain optimal effectiveness without substantial support from the public, either through trusting the government or adhering to regulatory measures. This study seeks to elucidate the moderating role of government trust in the impact of loneliness and self-control on students' compliance with social restriction policies during the Covid-19 pandemic. Conducted in early 2022 using a cross-sectional design, the study encompassed 401 undergraduate students from various regions in Indonesia. Employing Moderated Regression Analysis (MRA), the results demonstrated that trust in the government significantly moderated the effects of loneliness and self-control on student compliance (F(6, 403) = 101.017, p<0.001). The findings revealed that students were more inclined to comply with social restriction policies, even when experiencing loneliness, if they maintained trust in the government. This study underscores the significant role of government trust, particularly in situations necessitating cooperative behavior from the public in adhering to policies.