SPA merupakan penyakit yang masih terdapat di beberapa negara berkembang dan juga negara maju dikarenakan angka kematian yang disebabkan oleh ISPA terus meningkat. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional Populasi seluruh ibu balita yang berusia 1-5 tahun yang berada di desa Sumber Mulya yaitu 250 balita, sampel dalam penelitian ini berjumlah 154 sampel. Analisa univariat menunjukan 154 responden 54 (35,1%) balita yang menderita ISPA , balita yang tidak menderita ISPA 100 (64,9%). 56 (36,4%) responden dengan kebiasaan meroko di dalam rumah , kebiasaan tidak meroko di dalam rumah 98 (63,6). 65(42,2%) responden dengan kebiasaan menggunkan obat nyamuk bakar, kebiasaan tidak menggunkan obat nyamuk bakar 89 (57,8%). 60 (39,0%) responden dengan membakar sampah di sekitar lingkungan rumah, tidak membakar sampah di sekitar lingkungan rumah 94(60,0%). Analisa Bivariat menunjukan hasil uji Chi-square diperoleh p value 0,000 berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok di dalam rumah dengan kejadian ISPA pada Balita. p value 0,000 berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar dengan kejadian ISPA pada Balita. p value 0,001 berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan membakar sampah di lingkungan rumah dengan kejadian ISPA pada Balita. Dari hasil analisa di simpulkan bahwa tergapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok di dalam rumah, kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar dan kebiasaan membakar sampah di lingkungan rumah dengan kejadian ISPA pada balita.