This Author published in this journals
All Journal Tabayyun
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POLA KOMUNIKASI LALU LINTAS PENGENDARA DI LINTAS SUMATRA Badrudin Kamil
Tabayyun Vol 1 No 1 (2020): Tabayyun : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini menjelaskan mengenai bagaimana sebuah komunikasi dapat diteliti kapan dan dimanapun. Dalam jurnal ini penulis mengangkat mengenai sebuah pola komunikasi antara pengendara di jalur lintas Sumatra yang mayoritas termasuk lalulintas terpadat dan terpanjang di wilayah Indonesia. Dalam jurnal ini penulis mendapat beberapa informasi yang sangat berharga bagi keselamatan dalam laju berkendara di wilayah Sumatra. Teori yang penulis ambil untuk tulisan ini mengenai pola komunikasi yang di cetuskan oleh Harold D Lasswel seorang ahli komunikasi yang mecetuskan banyak teori penting mengenai ilmu komunikasi. Dalam tulisan ini penulis lebih fokus pada teori seputar pola komunikasi dua arah. Hasil dari tulisan ini adalah adanya pemahaman pengendara lalu lintas di wilayah sumatra dengan menggunakan cahaya berupa lampu sorot dan penggunaan lamu sein yang mengandung maksud tertentu yang hanya dipahami antar pengendara yang sudah terbiasa melintas di jalur Sumatra. Selanjutanya yaitu dengan pola komunikasi suara atau klakson. Agak berbeda dari hasil penemuan penulis mengenai pola komunikasi yang digunakan di jalur sumatra ini. Mayoritas kita biasanya dalam berkendara menggunakan kalson dahulu sebelum menyalib, hal ini berbeda dengan jalur sumatra biasanya klakson akan dibunyikan apabila kita sudah berhasil menyalib kendaraan di depan kita dan itu mendapat respon dari pengendara yang kita salip. Kesimpulan dalam tulisan ini menemukan pola komunikasi yang digunakan para penegendara yang melintas dijalur Sumatra. Pola komunikasi tersebut berupa penggunaan cahaya lampu utama (depan) dan lampu Sein serta penggunaan Suara
STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MEMBENTUK SANTRI YANG BERAKHLAK DI PONDOK PESANTREN AL-MUBTADI'IN BOGOR Badrudin Kamil; Nina Nuryati
Tabayyun Vol 3 No 1 (2022): Tabayyun: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia saat ini bisa di katakan krisis akhlak oleh sebab itu Akhlak siswa disetiap sekolah dan pesantren menjadi hal yang sangat penting. Dalam melakukan bimbingan dan pembinaan akhlak santri, guru dituntut untuk dapat berperan aktif karena siswa adalah masa remaja yang belum mengetahui akan pentingnya watak, kelakuan, tabiat, perangai budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan baik. Pada penelitian ini terdapat dua tujuan pertama untuk mengetahui strategi komunikasi dalam pembinaan akhlak santri pondok Pesantren Al-Mubtadi’in Bogor. Kedua untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi dalam pembinaan akhlak santri Pondok Pesantren Al-Mubtadi’in Bogor. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik data primer dan data sekunder berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa. Strategi komunikasi yang digunakan dalam pembinaan akhlak santri adalah komunikasi interpersonal dan strategi komunikasi perencanaan adapun metode yang digunakan, metode ceramah, diskusi, nasehat, dan pendekatan. Dalam pembinaan akhlak santri ada beberapa faktor, faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan manajemen pendidikan Pondok Pesantren Al-Mubtadi’in Bogor. Faktor penghambat latar belakang santri, latar belakang pendidikan santri dan kemampuan santri dalam memahami pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Mubtadi'in Bogor.
ANALISIS FRAMING FILM SANG PENCERAH DALAM BUDAYA MASYARAKAT LOKAL Badrudin Kamil
Tabayyun Vol 3 No 2 (2022): Tabayyun: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut sebagian besar masyarakat Indonesia KH. Ahmad Dahlan dianggap sebagai seorang yang anti terhadap pengaruh kepercayaan lokal dan dari luar. Namun dalam film “Sang Pencerah” hal tersebut berbeda. KH. Ahmad Dahlan dalam film ini justru mendukung tradisi selama tradisi tersebut tidak bertentangan dengan Tauhid. Permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah pengaruh kepercayaan lokal dan dari luar mengenai isu-isu tentang tradisi lokal dalam film “Sang Pencerah,” serta bagaimana isu-isu tersebut dapat ditampilkan kepada khalayak. Bagaimana pengemasan isu dalam film ini? Bagaimana pengemasan isu mengenai TBC (Takhayul, Bid’ah, Churafat), kemiskinan, kebodohan, dan kristenisasi. Film “Sang Pencerah” secara umum dikemas menurut tradisi lokal. Hal tersebut merupakan salah satu kunci dalam penelitian ini. Oleh karena itu penekanan mengenai tradisi lokal sangat diprioritaskan, budaya luar (dalam hal ini kristenisasi) ternyata tidak ditunjukan dalam film ini. Penulis memberi gambaran khusus mengenai permasalahan utamanya yaitu pembingkaian. Pembingkaian pesan serta penulisan informasi tersebut selanjutnya dianalisis dengan model Gamson. Model Gamson ini berbeda dengan model-model yang lain. Analisis yang digunakan dalam Model Gamson ini lebih merujuk pada pembingkaian wacana. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis framing, di mana data-data yang ada dikaji terlebih dahulu kemudian dianalisis. Adapun mengenai analisis datanya hanya pesan tekstual yang berkaitan dengan tradisi lokal saja. Kemudian menemukan hasil yang ingin di ketahui. Setelah data-data terkumpul barulah kemudian menarik kesimpulan berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pengemasan yang dilakukan Hanung Bramantyo erat kaitannya dengan tradisi lokal yang ada di Indonesia. Hal tersebut memiliki kesamaan antara konstruksi yang dibangun Hanung Bramantyo dengan kenyataan yang ada di Indonesia. Hasil tersebut tentunya memberi gambaran mengenai komunikasi massa yang disampaikan film terhadap penontonnya dengan efek positif yang memberi gambaran mengenai kajian ilmiah di Indonesia.