Studi morbiditas yang dilakukan oleh Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2005 mengemukakan bahwa prevalensi penyakit kulit menempati urutan ke-8 dari 31 penyakit yaitu sebesar 12% dengan angka tertinggi di Jawa Barat (Litbang Depkes RI, 2005). Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di Indonesia sebesar 4,60-12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering (Notobroto, 2005). Beberapa faktor yang menunjang perkembangan penyakit kulit, yaitu keadaan sosial ekonomi yang rendah dan higenitas yang buruk (Handoko dalam Djuanda et al., 2005). Tujuan penelitian ini adalah mengehatui hubungan anatara personal hiegiene dengan kejadian sacbies pada pekerja pabrik penyamakan kulit Sukaregang tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik penyamakan kulit di Sukaregang Kelurahan Kota Wetan Kecamatan Garut Kota sebanyak 150 orang. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen terdiri dari personal higiene (kebiasaan mandi, kebiasaan mengganti baju serta mencuci tangan) sedangkan untuk variabel independen yaitu penyakit scabies. Instrumen penelitian adalah kuesioner untuk personal hiegiene serta hasil pemeriksaan kesehatan dokter. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan mayoritas responden memiliki kebiasaan mandi lebih dari 2 x sehari tapi jarang menggunakan sabun yaitu sebanyak 50,7% sedangkan 43,1% pekerja mandi lebih dari 2 kali menggunakan air bersih dan sabun. Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa 100% responden yang mandi kurang dari dua kali sehari mengalami penyakit kulit scabies, sedangkan 96,8% responden yang mandi lebih dari dua kali sehari serta menggunakan sabun dan air bersih tidak mengalami penyakit kulit scabies.Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa p value 0,000 kurang dari 0,05 artinya terdapat hubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian scabies pada pekerja penyamakan kulit di Kelurahan Sukaregang tahun 2014.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 55,6 % responden yang memiliki kebiasaan berganti pakaian kurang dari 2x sehari mengalami penyakit kulit scabies, sedangkan 87,5% responden yang memiliki kebiasaan mengganti pakaian lebih dari 2 kali dalam sehari tidak mengalami penyakit kulit scabies. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa p value 0,026 kurang dari 0,05 artinya terdapat hubungan antara kebiasaan mengganti pakaian dengan kejadian scabies pada pekerja penyamakan kulit di Kelurahan Sukaregang tahun 2014.Untuk variabel kebiasaan cuci tangan bahwa 57,1% responden yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangani mengalami penyakit kulit scabies, sedangkan 53,8% responden yang memiliki kebiasaan mencuci tangan tidak mengalami penyakit kulit scabies.Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa p value 0,230 lebih dari dari 0,05 artinya tidak terdapat hubungan antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian scabies pada pekerja penyamakan kulit di Kelurahan Sukaregang tahun 2014.