Dewi Paulina Silalahi
Universitas HKBP Nommensen Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Improving Students’ Reading Comprehension of Expository Text through A-C-T-I-V-E Technique at SMP Negeri 1 Pematangsiantar Dewi Paulina Silalahi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 4 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i4.17111

Abstract

Reading comprehension is a necessary skill throughout schooling and a vital component of the successful transition to adult responsibilities. A-C-T-I-V-E is strategies that specifically support students’ comprehension of factual text and goals to improve teaching of reading in the classroom. The purpose of the study is to find out whether the students’ comprehension in reading expository text improved if it is taught by using A-C-T-I-V-E technique. Classroom action research was conducted in this study. The result of research indicated that there was improvement on the students’ reading comprehension which was taught by A-C-T-I-V-E technique. It was proved by the data which showed that the mean of the students in the second cycle, 79.06, was higher than in the first cycle, 67.34 and also in the pre-test 49. The quantitative data were taken from test a pre-test and two tests in post test in cycle I and post test in cycle II. The qualitative data were taken from diary notes, interview sheet, observation sheet and questionnaire sheet also showed that the students’ interest in reading comprehension increased because they could share their knowledge and their opinion each other and also find the definition of difficult words together. Keywords: Reading comprehension, expository text, a-c-t-i-v-e technique. Abstrak Pemahaman membaca adalah keterampilan yang diperlukan selama sekolah dan komponen penting dari transisi yang sukses ke tanggung jawab orang dewasa. A-C-T-I-V-E adalah strategi yang secara khusus mendukung pemahaman siswa tentang teks faktual dan tujuan untuk meningkatkan pengajaran membaca di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemahaman siswa dalam membaca teks ekspositori meningkat jika diajar dengan menggunakan teknik A-C-T-I-V-E. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman membaca siswa yang diajar dengan teknik A-C-T-I-V-E. Hal ini dibuktikan dengan data yang menunjukkan bahwa rata-rata siswa pada siklus II 79,06 lebih tinggi dibandingkan siklus I yaitu 67,34 dan juga pada pre-test 49. Data kuantitatif diambil dari tes satu pre-test dan dua tes pada post-test pada siklus I dan post-test pada siklus II. Data kualitatif yang diambil dari catatan harian, lembar wawancara, lembar observasi dan lembar angket juga menunjukkan bahwa minat siswa dalam membaca pemahaman meningkat karena mereka dapat berbagi pengetahuan dan pendapat mereka satu sama lain dan juga menemukan definisi kata-kata sulit secara bersama-sama. Kata kunci: Pemahaman membaca, teks ekspositori, teknik a-c-t-i-v-e.
The Minimal Responses In The Classroom Conversation Of Grade 8 Students Of SMP Taman Kasih Karunia Kisaran Dewi Paulina Silalahi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 4 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i4.17116

Abstract

Speaking is to inform people about things they do not know, to persuade people to believe something or to do something, or to entertain people and make them feel good about themselves. conversation is a joint activity in which two or more participant’s uses linguistic forms and nonverbal signals to communicate interactively. The aims of the study after doing this research is to find out the differences of giving respond of male and female students in a classroom conversation in SMP Taman Kasih Karunia Kisaran. In this research, the writer used a descriptive qualitative and case study approach. The research used male and female students of grade 8 students at SMP Taman Kasih Karunia Kisaran. I took 30 students, 16 boys and 14 girls in 1 class. The results of the data can be found from the types of minimal response through their informal conversation in the school. Based on the data, it found that 8th grade female student use more minimal response than male student in SMP Taman Kasih Karunia Kisaran. Incomplete female students are 64% but incomplete male students are 37%. There are 22 minimal responses found in the conversation, they are: yeah, uh-hu, mm/hmm/umm, wow, nods, shakes of the head, yes, no okay, good oh, really, oh my god, that’s right, clarification request, smile and laughter. Keywords: minimal responses, communication, classroom conversation, male and female. Abstrak Berbicara adalah untuk menginformasikan orang tentang hal-hal yang mereka tidak tahu, membujuk orang untuk mempercayai sesuatu atau melakukan sesuatu, atau untuk menghibur orang dan membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. percakapan adalah kegiatan bersama di mana dua atau lebih peserta menggunakan bentuk linguistik dan sinyal nonverbal untuk berkomunikasi secara interaktif. Tujuan penelitian setelah melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemberian tanggapan siswa laki-laki dan perempuan dalam percakapan kelas di SMP Taman Kasih Karunia Kisaran. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan studi kasus. Penelitian ini menggunakan siswa putra dan putri kelas 8 SMP Taman Kasih Karunia Kisaran. Saya mengambil 30 siswa, 16 laki-laki dan 14 perempuan dalam 1 kelas. Hasil data dapat diketahui dari jenis-jenis respon minimal melalui percakapan informal mereka di sekolah. Berdasarkan data, ditemukan bahwa siswa perempuan kelas 8 menggunakan respon yang lebih minim dibandingkan siswa laki-laki di SMP Taman Kasih Karunia Kisaran. Siswa perempuan yang tidak tuntas 64% tetapi siswa laki-laki yang tidak tuntas 37%. Terdapat 22 respon minimal yang ditemukan dalam percakapan tersebut, yaitu: yeah, uh-hu, mm/hmm/umm, wow, anggukan, gelengan kepala, ya, tidak apa-apa, baik oh, sungguh, ya ampun, benar, permintaan klarifikasi, senyum dan tawa. Kata kunci: respon minimal, komunikasi, percakapan kelas, laki-laki dan perempuan.