Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI IN SILICO SENYAWA DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ANTIKANKER KOLOREKTAL SERTA PREDIKSI PROFIL FARMAKOKINETIK DAN TOKSISITAS Jayanti Putri Pratama; Nurrizka Kurniawati; Susanti Erikania
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2823

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang menjadi ancaman terhadap kesehatan manusia yang ditandai dengan ploriferasi sel atau pembelahan sel yang tidak terkendali. Terapi perawatan kanker kolorektal menggunakan obat 5-Fluorouracil (5-FU) sebagai kontrol positif atau ligan standar pembanding yang dapat membantu meningkatkan kelangsungan hidup pasien pada berbagai jenis kanker. Berdasarkan efek samping yang di timbulkan, hal ini kemudian mendorong masyarakat untuk beralih pengobatan ke bahan alam atau obat tradisional. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) merupakan salah satu jenis tanaman yang dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu sumber pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa kimia yang terkandung dalam daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai antikanker kolorektal dengan metode in silico, serta prediksi profil farmakokinetik (ADME) dan nilai toksisitas. Hasil penelitian ini adalah senyawa 7 (1,4-Dimethylnaphthalene) memiliki nilai ΔGbinding paling rendah terhadap 3 protein yaitu Chk1:-6,2 (Kkal/mol), Cyclin A:-3,6 (Kkal/mol), Apoptosis Regulator Bcl-2:-6,2 (Kkal/mol). Prediksi profil farmakokinetik dengan hasil yaitu senyawa 3 (1,4-Diethylbenzene) yang memenuhi parameter ADME. Prediksi toksisitas menunjukkan 6 senyawa uji termasuk dalam kategori 1 yaitu toksisitas rendah (Low Class), dan 13 senyawa memiliki hasil negatif terhadap genotoksik maupun nongenotoksik karsinogen sehingga tidak bersifat karsinogenik
Aktivitas Antioksidan Ekstrak, Fraksi dan Sub Fraksi Ekstrak Etanol Daun Manggis (Garcinea mangostana) dan Kuantifikasi Senyawa Aktif Dalam Kelompok Sub Fraksi Secara Densitometri susanti erikania; Dita Silfiana; Nurrizka Kurniawati; Yulia Kristyanti
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i2.220

Abstract

Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) banyak dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi seperti antimikroba, antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, dan antioksidan. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap atau menetralisir radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit degenaratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak, fraksi dan sub fraksi ekstrak etanol daun manggis beserta kuantifikasi senyawa aktifnya. Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak hasil maserasi di partisi secara ECC. Ekstrak dan fraksi hasil ECC dilakukan uji antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil antioksidan tertinggi selanjutnya difraksinasi secara KCV (kromatografi cair vakum). Fraksi dimonitoring menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) menghasilkan 3 kelompok sub fraksi yaitu A, B dan C. Pengujian antioksidan dilanjutkan pada 3 kelompok sub fraksi dengan metode DPPH. Kuantifikasi senyawa aktif dalam kelompok sub fraksi menggunakan metode KLT densitometri dengan fase diam silica gel F254 dan fase gerak etil asetat : toluen : metanol : asam format (6:6:3:2). Analisis data dan statistik menggunakan SPSS One way Anova. Hasil penelitian menunjukkan fraksi etanol hasil ECC memiliki nilai IC50 tertinggi yaitu 3,21 ppm dibandingkan ekstrak etanol 4,00 ppm, fraksi n heksan 4,59 ppm dan fraksi etil asetat 3,56 ppm. Kelompok sub fraksi C memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 yaitu 18,09 ppm dibandingkan A sebesar 311,81 ppm dan B sebesar 60,52 ppm. Kuantifikasi kelompok sub fraksi secara KLT densitometri diperoleh nilai kadar yaitu C sebesar 1,92 µg/ml, B sebesar 0,80 µg/ml dan A sebesar 1,84 µg/ml. Hasil uji SPSS One way Anova menunjukkan nilai signifikan (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok sub fraksi A, B, dan C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok sub fraksi C memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 sebesar 19,09 ppm dan memiliki kadar senyawa aktif tertinggi yaitu 1,92 µg/ml.