Eka Yuniati
Universitas Gadjah Mada

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

Belenggu Adat Memutus Stunting: Studi Kasus di Desa Labotan Kandi Atik Triratnawati; Eka Yuniati
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v12i2.60536

Abstract

Wilayah daerah terisolir (daerah 3T) seperti Desa Labotan Kandi, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah menghadapi banyak kendala dalam menurunkan angka stunting. Kendala tersebut menyangkut faktor medis dan non medis. Faktor non medis diantaranya seperti adat budaya masyarakat setempat yang cukup kuat mempengaruhi perilaku kesehatan mereka. Adat istiadat yang ada berpengaruh pada cara hidup berdampak pada kondisi kesehatan yang kurang kondusif guna peningkatan status kesehatan masyarakat setempat. Tulisan ini bertujuan mengungkap kendala-kendala adat istiadat masyarakat yang merintangi mereka dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Studi etnografi dilakukan terhadap 18 ibu balita stunting ditambah informan kunci seperti kepala desa, sekretaris desa, petugas kesehatan di desa serta bapak balita stunting dilakukan pada Juli-Agustus 2022. Observasi dan wawancara dilakukan guna mengungkap pengetahuan mereka terkait stunting, adat istiadat, dan perilaku kesehatan yang mereka jalani. Analisis dilakukan dengan pendekatan sosial budaya guna mengidentifikasi aspek-aspek sosial budaya yang merintangi penanganan stunting. Kuatnya budaya patriarki, kebiasaan menikah usia dini, keterbatasan ekonomi, pendidikan yang kalah dari pesta, relasi gender yang timpang, pemberian makanan tambahan secara dini serta pola pengasuhan anak yang mengutamakan anak asal diam, tidak menangis menjadi deretan penyebab sulitnya penanganan stunting. Perubahan perilaku hidup dan kesehatan harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan tokoh adat, tokoh agama, stakeholder, serta instansi terkait yang mengurusi KIA (kesehatan ibu dan anak).