Muhammad Yahya
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban (Analisis Terhadap PandanganYusuf al-Qaradawi) Muhammad Yahya
Jurnal Diskursus Islam Vol 11 No 2 (2023): August
Publisher : Program Pascasarjana, UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v11i2.30688

Abstract

Sunnah bermakna tradisi Nabi Muhammad saw yang transformasi pesannya telah melewati masa yang panjang. Relevansi antara tradisi Nabi saw dengan tuntutan masyarakat dari masa ke masa semakin kompleks yang oleh Nabi Muhammad saw memerintahkan umatnya untuk mendidik generasi penerus dalam upayah menjawab segala problema sosial yang dihadapi. Untuk mengangkat harkat martabat dan peradaban umat Islam, ajaran pokok Islam, al-Quran dan hadis menempatkan pendidikan sebagai skala prioritas dengan cara memerintahkan dan memoivasi menimba ilmu pengetahuan. Pendidikan dalam Islam sudah jelas arah dan tujuannya, yakni pada memahami bahwa sumber ilmu adalah Allah, sumber dari segala potensi bakat adalah Allah Maha pencifta, dengan tujuan memakmurkan bumi sehingga terwujudlah kehidupan yang berperadaban tinggi di zamannya. Salah satu ulama hadis kontemporer Yusuf al-Qaradawi dalam kitabnya ”al-Sunnah al-Masdaran li al-Ma’rifah wa al-Hadharah, berpandangan bahwa peradaban umat Islam akan maju jika syiar keislaman dibangkitkan dengan menggali ajaran Islam secara original, tanpa dipengaruhi oleh dotrin tertentu. Originalitas dalil memungkinkan untuk melakukan adanya pleksibilitas cara pandang dan dalam pengamalannya. Sehingga oleh al-Qaradawi melihat bahwa Islam adalah agama realita dan aktual, serta fleksibel dalam pengamalan baik kaitannya dengan hablun minallah dan hablun minannas, sehingga dalam kaitan dengan fiqih dapat dielaborasi ke seluruh tuntutan masa dan perubahan. Menurutnya perbedaan pandang para ulama fiqih membuka ruang terjadi perbedaan dalam hal interpretasi dalil, memungkinkan munculnya mazhab baru yang memberikan kemudahan dan jawabahan seiring perkembangan dan kemajuan pendidikan dan peradaban umat Islam. Oleh karena itu Yusuf al-Qaradawi menawarkan fiqih taysir (mempermudah) sebagi solusi memahami hukum Islam. Pemikiran dan pandangan Al-Qaradawi yang moderat, terkenal toleran dan menolak segala bentuk ekstriminitas dan terorisme, Al-Qaradawi adalah seorang penyeru dialog antar-kultur dan agama