Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Eksistensi Budaya Lewak Tapo di Tengah Arus Modernisasi Masudin Shaleh; Sari mellina Tobing; Rizki Agung Novariyanto
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol 29 No 1 (2023): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : IKIP Budi Utomo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v29i1.2848

Abstract

Kebudayaan diwujudkan dalam beberapa bentuk seperti tingkah laku, mitos, kepercayaan dan masih banyak lahi bentuk dari kebudyaan. Lahirnya kebudayaan disebabkan oleh keingingan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Keinginan-keinginan tersebut membentuk suatu tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Sedangkan budaya dapat diartikan sebagai pandangan dalam memandang baik atau buruk pengalaman manusia dalam berinteraksi serta mempengaruhi cara berpikirnya. Dalam kehidupan berbudaya sutau kelompok masyarakat tidak akan terlepas dari arus modernisasi yang membawah perubahan diseluruh aspek kehidupan. Hal ini menjadi salah satu indikasi dan perlu adanya penegasan dalam upaya mempertahankan eksitensi budaya lokal. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian terkait eksitensi ritual lewak tapo di Desa Sukutokan Kecamatan Kelubagolit. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan literatur yang diperoleh dengan Teknik wawancara. Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan teknik kualitati deskripsif yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena di lapangan. Hasil temuan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa dalam rituan lewak tapo sendiri mengandung makna sosial dan keyakinan. Makna sosial di wujudkan melalui nilai-nilai sosial yang dibangun seperti nilai kebersamaan, gotong royong, keadilan dan kesetiakawanan. Sedangkan makna keyakinan diwujudkan melalui relasi komunikasi yang dibangun antara keluarga yang masih hidup dengan anggota keluarga yang meninggal secara tidak wajar. Pesan yang dikandung dalam ritual ini adalah kesadaran untuk tidak mengulang kesalahan yang sama sebab tujuan ritual ini adalah untuk mencari penyebab kematian seseorang dengan cara tidak wajar. Mengingat bahwa ritual ini merupakan ritual yang sakral maka eksitensi ritual ini secara tidak langsung sudah dirawat karena kesadaran akan kematian-kematian secara tidak wajar.