Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN DURASI TIDUR TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA Adam Hilman Wibisono; Sudibjo Sudibjo; Ayly Soekanto
Bahasa Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v1i1.1434

Abstract

Saat ini angka terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam di seluruh dunia, yang mencapai tingkatan yang membahayakan. Durasi tidur mungkin menjadi regulator penting berat badan dan metabolisme.Secara kuantitas, manusia memerlukan waktu yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan tidur. Suatu hubungan antara kebiasaan waktu tidur yang pendek dan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) telah dilaporkan dalam sampel populasi yang lebih besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi tidur terhadap IMT mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra. Metode penelitian ini menggunakan teknik observasi analitik serta menggunakan pendekatan crossectional kepada 30 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra sebagai total sampel. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa mahasiswa dengan durasi tidur kurang dan IMT yang mengalami kenaikan mendapatkan jumlah terbanyak yaitu 14 responden (46,7%) dari total sampel, sedangkan durasi tidur yang kurang atau kurang dari 7 jam per hari dengan IMT yang turun ataupun tetap jumlahnya sebanyak 10 responden (33,3%) dari total sampel. Kemudian, mahasiswa dengan durasi tidur yang cukup atau lebih dari 7 jam per hari yang mengalami kenaikan indeks massa tubuh jumlahnya sebanyak 4 responden (13,3%) dari total sampel, sedangkan mereka yang IMTnya turun atapun tetap adalah sebanyak 2 responden (6,7%). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara durasi tidur yang kurang terhadap kenaikan IMT meskipun tidak signifikan dikarenakan ada hubungan antara faktor-faktor lain seperti ketidakteraturan durasi tidur, f rekuensi makan per hari yang cukup, peningkatan nafsu makan, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, serta ketidakrutinan melakukan aktivitas fisik.