Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Edukasi Mengatasi Kecemasan Menghadapi Andropouse Di Desa Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta Pramukti Dian Setianingrum; Erlin Kartika Sari; Fina Nurfian; Lilin Insani
jurnal ABDIMAS Indonesia Vol. 1 No. 3 (2023): September: Jurnal ABDIMAS Indonesia
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jurai.v1i3.181

Abstract

Gejala andropause dapat terjadi pada laki-laki saat memasuki usia 40 tahun. Penurunan kadar testosterone yang terus menurun bertahap, seiring usia yang terus menua. Kadar testosterone yang terus menurun tersebut dapat menyebabkan kondisi fisik dan performa seksual laki-laki perlahan merosot. Hal ini akhirnya diikuti dengan keluhan psikis, mesti tidak khas misalnya mudah letih dan mengantuk berlebihan, rasa sakit atau kaku pada otot, persendian dan tulang, penis mengecil, penurunan tenaga, kekuatan otot, pertumbuhan kumis, janggut berkurang, dan penurunan frekuensi ereksi pagi hari, hingga menurunnya gairah seksual. Akibatnya laki-laki mudah marah, depresi, panik, tegang, gelisah, sulit tidur juga merasa tertekan. Sensus penduduk kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebutkan tren penduduk lanjut usia (lansia) meningkat, terakhir pada tahun 2020 tercatat sebesar 15,94%, adanya peningkatan penduduk lansia menunjukkan dampak positif jika diikuti dengan adanya pengetahuan dan pemahaman dalam memasuki fase lansia. Gejala andropause mulai muncul dengan nyata. Namun kecenderungan yang terjadi, usia penurunan produksi testosteron ini mengalami percepatan oleh karena adanya faktor eksternal seperti polusi yang berlebih, obesitas, diabetes, serta konsumsi alkohol di seluruh dunia, pada tahun 2000