Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

OPTIMASI BIAYA PEMBANGKITAN UNIT PLTU BERBAHAN BAKAR BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE Brenda Mawarlisti; Rudy Gianto; Yandri -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 10, No 2: Juli 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v10i2.60197

Abstract

Biaya bahan bakar yang besar membuat biaya operasi pembangkitan menjadi tidak ekonomis. Oleh karena itu diperlukan cara optimalisasi untuk meminimalkan biaya operasi dan penjadwalan ekonomis pada pembangkit. Besarnya kebutuhan suatu beban, karakteristik suatu pembangkit, batas maksimum dan minimum kapasitas pembangkit, serta pengeluaran untuk bahan bakar setiap unit pembangkit berpengaruh secara ekonomis pada pengoperasian pembangkit. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh biaya pembangkitan seminimum mungkin pada suatu kondisi pembebanan tertentu pada sistem tenaga listrik. Data pembebanan yang digunakan yaitu sistem          5 unit dan sistem 10 unit generator pembangkit.Metode yang digunakan adalah metode Lagrange dan perangkat lunak MATLAB secara ekonomis dan non-ekonomis. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk sistem 5 unit dengan menggunakan metode Lagrange dan MATLAB sama-sama memiliki biaya pembangkitan yang ekonomis seperti pada saat beban 435 MW yang menghasilkan biaya pembangkitan sebesar $1250,8754/jam dengan selisih $13,6246/jam lebih murah dibandingkan metode non-ekonomis dengan biaya pembangkitan sebesar $1264,5/jam. Akan tetapi perhitungan metode Lagrange pada sistem 10 unit tidak dapat ditemukan seutuhnya, perhitungan hanya dapat dilakukan pada saat beban 1036 MW dengan biaya pembangkitan sebesar $59732,0886/jam dengan selisih $14438,5478/jam lebih murah dibandingkan metode non-ekonomis dengan biaya pembangkitan sebesar $74170,6364/jam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode Lagrange tidak selalu dapat menghasilkan solusi optimalisasi. Ini dikarenakan sistem terlalu besar sehingga pada saat perhitungan output masing-masing unit pembangkit terjadi pengulangan iterasi.