Sayehu SM
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HADIS FALAK KONSEP PEMIKIRAN HERMENEUTIKA MUHAMMAD IQBAL (Sebuah Telaah Makna Rukyat) Sayehu SM
Sanaamul Quran : Jurnal Wawasan Keislaman Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin (STIM) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an dan dan Hadis sebagai sumber hukum Islam yang teks (nash)-nya terkadang membutuhkan penafsiran yang mendalam. Metodologi tafsir sebagai alat guna memahami keduanya, para ulama sejak abad pertengahan telah memunculkannya. Di antara yang menarik ditelusuri pemahamannya terdapat Hadis terkait falak. Kajian tentang falak seolah tidak pernah habis dibahas dalam penelusuran makna tersurat dan yang tersirat. Kemudian, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, ada pula yang mengadopsi metode tafsir atau ta’wil dari Barat, berupa hermeneutika. Dalam tulisan penulis mencoba mengemukakan konsep pemikiran hermeneutika Muhammad Iqbal berupa sebuah telaah makna “rukyat†dalam Hadis Shahih Muslim. Diharapkan melalui tulisan ini dapat menambah wawasan dalam mencermati makna “rukyat†yang terkandung di dalam Hadis tersebut melalui kajian hermeneutika yang diadopsi dari pemikiran Muhammad Iqbal. Melalui kajian ini didapat pemahaman sementara, bahwa hermeneutika dapat dijadikan sebagai alat dalam mengkaji teks (nash) Hadis. Kata “rukyat†dalam Hadis Riwayat Muslim mengandung makna obervasi baik tanpa alat maupun menggunakan alat modern.
PENDEKATAN KAJIAN ISLAM: (NORMATIF DAN EMPIRIS) Sayehu SM
Sanaamul Quran : Jurnal Wawasan Keislaman Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin (STIM) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Surga Di Telapak Kaki Ibu†merupakan film yang terinspirasi dari kisah Malin Kundang, di mana film ini menjadi sebuah perbincangan hangat di tengah masyarakat. Sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan di sebuah pengajian, apakah surga itu penentunya ibu? Bagaimana jika ibunya kafir atau banyak dosa? Bagaimana dengan Bapak? Apakah hanya Ibu yang punya surga sedangkan Bapak tidak? Sungguh, pertanyaan-pertanyaan itu membuat seorang gurun ngaji pusing tujuh keliling karena tidak mampu menjawab pertanyaan kritis tersebut. Selain itu ia belum pernah mendapat pertanyaan yang kritis dari murid-muridnya yang terdahulu. Akhirnya dengan sukarela ia mengundurkan diri sebagai guru ngaji di masyarakat. Tidak kalah kritisnya dengan pertanyaan salah seorang murid guru ngaji tadi adalah pertanyaan yang diajukan oleh seorang anak tukang pulung yang meragukan keampuhan ajaran Islam dalam membina umatnya menjadi umat yang produktif. Hal ini karena ia melihat fenomena yang sangat bertentangan dengan apa yang pernah mereka dengar yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ia melihat fakta bahwa, setelah ia melihat seseorang dermawan membuatkan musholla untuk masyarakat, justru masyarakat tidak mau shalat di musholla itu, yang alasannya karena seorang yang membuat musholla di kampungnya itu pernah durhaka kepada orang tuanya, terlebih lagi ia tidak pernah sholat padahal ia sudah naik haji. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh masyarakat dan seoarang anak tukang pulung tadi yang dipaparkan di depan terkait dengan dua hal, yaitu amalan ibadah normatif yang kebenarannya hanya Allah yang tahu dan amal ibadah empirik yang kebenarannya bersifat inderawi. Kebenaran normatif ini bersifat transendental metafisis dan berada di luar jangkauan pikiran manusia dan tidak meruang waktu. Aspek normatif transendental mengandung kebenaran yang pembuktiannya harus dengan keimanan (untestable truth), sedangkan kebenaran empirik adalah kebenaran baconian, kebenaran ilmiah yang bersifat inderawi, yaitu dapat diamati, dirasakan, dan diukur. Makalah ini lebih lanjut akan membahas tentang Pendekatan Kajian Islam secara normatif dan emprik serta aspek-aspeknya dalam praktik kehidupan beragama. Adapun sub pembahasannya adalah: 1) Pengertian Pendekatan Normatif, 2) Pengertian Pendekatan Empiris, 3) Fenomena Masyarakat Indonesia yang Kontradiktif, 4) Aspek Normatif dan Empirik untuk mencoba menjawab penomenapenomena yang terjadi seperi cerita di atas. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi pembaca dan mohon maaf atas segala bentuk kekurangan. Wallahu a’lam