Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyak pasangan suami istri yang mengalami perceraian hal ini disebabkan oleh kurangnya kepuasan dalam berumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kematangan emosi pada suami yang memiliki istri yang bekerja, (2) tingkat kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri yang bekerja, (3) Menguji hubungan kematangan emosi dengan kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri yang bekerja. Subyek penelitian ini adalah 55 orang suami yang telah menikah selama 5-10 tahun dan memiliki pekerjaan yang berbeda dengan suami. Instrumen yang digunakan adalah model skala likert. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistic deskriptif, dan untuk hubungan antara kedua variabel digunakan analisis statistic dengan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) rata-rata skor capaian kematangan emosi pada suami yang memiliki istri yang bekerja adalah 112,9 (70,35%) termasuk tingg, (2) rata-rata skor capaian kepuasan pernikahan adalah 137,09 (69,10%) termasuk sedang, (3) terdapat hubungan yang positif signifikan antara kematangan emosi dengan kepuasan pernikahan pada suami yang memiliki istri yang bekerja dengan korelasi 0,917 dengan taraf signifikan 0,000. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi kematangan emosi suami maka semakin tinggi tingkat kepuasan pernikahannya begitu pula sebaliknya.