Suprapto Suprapto
Universitas Islam Majapahit Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Stigmatisasi dan Pembentukan Solidaritas Kolektif Dalam Perkembangan Covid-19 di Jawa Timur Suprapto Suprapto
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 1 No. 1 (2021): COVID-19 and Resilience
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.bjss.2021.001.01.3

Abstract

Stigma berkembang dari tempat-tempat yang rentan atas penyebaran COVID-19. Stigma berdampak pada keadaan sosial-psikologis yang menimbulkan keluhan massal. Stigma ini menimbulkan orang merasa panik dan akhirnya memunculkan sikap paranoid. Stigmatisasi baik secara secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan penyebaran COVID-19. Sesuai dengan kondisi perkembangan COVID-19, penelitian ini bertujuan menganalisis pola berkembangnya stigma dan pola antisipasinya melalui pembentukan solidaritas kolektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method. Data dianalisis dan didukung menggunakan SPSS 16 dan Nvivo 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak efek dari stigma seperti risiko kesehatan, pengucilan, diskriminasi, ketidaknyamanan hidup, gangguan psikologis, berkurangnya modal sosial dan modal emosional, putusnya ikatan keluarga dan solidaritas sosial yang bekerja sebagai penghalang kesejahteraan masyarakat. Keterkaitan stigma dan solidaritas kolektif pada penelitian ini yakni untuk melawan miskonsepsi, misinformasi dan stigmatisasi. Dimana masyarakat secara langsung saling memberi dukungan, menjadi relawan, penciptaan lagu tentang COVID, pengajian-pengajian tentang hikmah pandemi, dan pemunculan humor-humor  yang dapat menguatkan masyarakat serta menurunkan tingkat stigmatisasi pada pasien COVID-19. Dalam pembentukan solidaritas kolektif yakni menggunakan narasi yang simpatik, cara komunikasi yang memberikan motivasi untuk sembuh, sikap saling menguatkan, gerakan donasi dan berbagi, penguatan kepekaan sosial, dan keterlibatan aktif dari sektor privat dan publik. Pada sektor privat dan publik lebih khusus untuk di rumah sakit dengan mengalokasikan anggaran negara dan untuk manajemen kesehatan.