Jumlah stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebanyak 15.798.153 balita dengan angka prevalensi 21,6%. Angka ini merupakan angka yang tinggi, stunting dapat menjadi ancaman bagi generasi masa depan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah dalam menangani stunting, salah satunya melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita. Saat ini, pada makanan bayi mengandung daun kelor, produk yang mengandung daun kelor dianggap dapat memberikan manfaat dalam mengatasi kondisi stunting pada bayi. Penggunaan daun kelor juga digunakan di Kabupaten Aceh Utara. Kecamatan tertinggi di Kabupaten Aceh Utara prevalensi stunting salah satunya adalah Kecamatan Simpang Keramat (35%). Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pengembangan budaya pola makan dengan pemberian produk daun kelor melalui fortifikasi dalam penanganan balita stunting. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperiment, jumlah sampel sebanyak 50 balita stunting yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 25 orang kelompok perlakuan dan 25 orang kelompok non perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan balita meningkat setelah diberikan pengembangan budaya pola makan dengan pemberian produk daun kelor melalui fortifikasi. Secara rata-rata, tinggi badan balita mengalami peningkatan sebesar 2,9 cm. berdasarkan hasil uji paired sample t test didapati bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,003 < 0,05, yang artinya terdapat efektifitas pengembangan budaya pola makan dengan pemberian produk daun kelor melalui fortifikasi dalam penanganan balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Keramat.