p-Index From 2019 - 2024
1.879
P-Index
This Author published in this journals
All Journal jurnal pokok anggur
syukurman zebua
sekolah tinggi teologi pokok anggur jakarta

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Mengafirmasi Otoritas Orang Tua Dalam Membangun Ketaatan Anak “Remaja Post Truth” Berlandaskan Nilai-Nilai Kristiani syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 4 No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media sosial merupakan pijakan dimana paradigma baru, post truth (paska kebenaran) mulai terbentang dan kelak menjadi tren psikologis yang pada gilirannya menjadi budaya. Sebagai sasaran empuknya adalah para remaja yang lahir di era media sosial berkembang pesat menjadi budaya. Melalui media sosial anak remaja sekarang telah memasuki fase pergaulan global yang sudah tentu nilai-nilai etis yang diserap bukan semuanya bisa diterima. Di sinilah peran orang tua sebagai pendamping anak sangat dipertaruhkan. Anak adalah harapan baik bagi orang tua/keluarga, gereja maupun masyarakat dan bangsa. Bila buruk tunas-tunas remaja ini, maka buruk pula kondisi suatu bangsa kelak. Orang tua yang sesungguhnya telah diberi otoritas oleh Allah seyogyanya bertanggungjawab dan dengan penuh daulat mendampingi anakanaknya agar tetap dalam jalur hidup yang berkenan kepada Tuhan. Dalam proses pendampingan tersebut termaktub sebuah konsensus; Orang tua pemilik otoritas, anak taat terhadap orang tua pemilik otoritas tersebut. Oleh karenanya, otoritas orang tua harus terus ditegakkan agar sikap hormat anak terhadap otoritas orangtua tetap lestari
KRITIK KRISTEN TERHADAP KEHIDUPAN BERPOLITIK DI INDONESIA syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam realitas dewasa ini, keterlibatan orang Kristen dalam kehidupan berpolitik di Indonesia seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Ada juga kecurigaan terhadap orang Kristen yang terlibat dalam bidang politik ataupun batas-batas ideologi yang dapat menimbulkan ketenggagan politik yang bernuansa SARA. Menurut Alhummi “ideologi menjadi garis pembatasan yang telah mengkotak-kotakkan manusia ke dalam kelompok-kelompok politik yang berbeda-beda”.1 Disamping itu banyak orang-orang Kristen yang tidak memahami persoalan- persoalan politik itu sendiri dan hubungannya dengan persoalan-persoalan teologis. Untuk itu kesadaran tipis menyangkut bentuk maupun isi dari kehadiran kekristenan di Indonesia, terutama dalam bidang pelayanan politik merupakan keharusan yang terus menerus dibangun. Pengakuan gereja ketika memasuki dunia berbunyi: “Kristus itu Tuhan.” Dalam pengakuan dan kesaksian itu gereja menyatakan bahwa Kristus yang disalibkan, mati dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati itu adalah TUHAN dan Juruselamat serta penebus hidup manusia dan dunia.2 Pembahasan menyangkut politik dalam bagian ini dimulai dari dua identitas yang berbeda, yakni pengertian mengenai politik pada satu sisi dan etika pada satu sisi yang lain. Hal yang paling dibutuhkan saat ini bagi gereja-gereja di Indonesia adalah perubahan paradigma menuju suatu tatanan yang berangkat dari sudut pandang Alkitab.
MAKNA UNGKAPAN ANAK KECIL SEBAGAI FIGURASI KERAJAAN ALLAH MENURUT MARKUS 10:13-16 DAN IMPLIKASINYA DI GKKI HARVEST syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seperti diketahui, peran orang tua Kristiani sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga anak perlu dididik, diarahkan, dibina dan dikenalkan kepada Juru Selamatnya. Dengan demikian, anak-anak sejak dini hingga menginjak dewasa dapat berkembang dan bertumbuh imannya di dalam Tuhan. Menurut Markus 10:13-16 anak-anak adalah gambaran Kerajaan Allah, sebab anak-anak memiliki rendah hati, kepolosan (kejujuran), ketergantungan, menerima dan menirukan apa yang dilihat maupun yang diberikan dan mudah mengampuni orang. Oleh karena itu, anak-anak merupakan bagian dari Kerajaan Allah yang digambarkan Tuhan Yesus kepada orang-orang dewasa. Kitab Injil Markus merupakan kitab yang menekankan kehidupan Tuhan Yesus, sebagai seorang hamba yang setia melayani orang-orang. Firman Tuhan dalam Markus 10:13-16 sebagai berikut: “lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barang siapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”. Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka. Anak kecil adalah gambaran Kerajaan Allah yang dipakai Yesus buat murid-muridnya.
PELAYANAN DIAKONIA (LANSIA) MENURUT KISAH PARA RASUL 6:1-4 DAN APLIKASINYA DI GEREJA HKBP KRAMATJATI JAKARTA TIMUR syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan diakonia khususnya kepada para lansia merupakan pelayanan yang tidak kalah pentingnya dengan bentuk pelayanan diakonia yang lain. Dalam Kisah Para Rasul 6:1-4 memberi suatu catatan penting tentang pelayanan diakonia kepada para janda pada gereja mula-mula. Sangat perlu dipahami bahwa janda bukan satu-satunya orang yang harus mendapat pelayanan diakonia seperti yang terdapat dalam Kis 6:1. Adapun alasannya ialah karena tidak semua janda memerlukan pelayanan diakonia (kahususnya dalam masalah perekonomian) kalau ternyata mereka adalah orang kaya. Pelayanan kepada para lansia telah dilakukan di Indonesia, sebab negara ini memiliki jumlah penduduk lansia yang tergolong cukup besar. Menurut informasi di internet, jumlah mereka terus bertambah. Perkembangan penduduk Lanjut Usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Pemerintah telah melakukan pelayanan kepada para lansia yaitu dengan memberi bantuan materi, namun selanjutnya juga dikatakan ternyata bantuan tersebut belum tercapai secara merata, dan masih ada lansia yang terlantar. Tugas untuk melayani para lansia seharusnya bukan saja hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi hal itu juga seharusnya dilakukan oleh gereja. Firman Tuhan yang tertulis dalam Yakobus 1:27 Firman Tuhan tersebut merupakan suatu bentuk pernyataan yang ditujukan kepada orang percaya, yaitu agar menyadari bahwa ibadah yang sejati adalah harus dibuktikan dengan menunjukkan perbuatan yang nyata yaitu melayani orang-orang yang hidup dalam kesusahan.
PENGARUH PENGGUNAAN TEORI BELAJAR SIBERNETIK TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN PAK SISWA KELAS X-XI DI SMA KASIH DEPOK syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan faktor penting untuk membentuk karakter siswa yang bertakwa dan berahlak mulia. Sasaran Pendidikan Ajaran Kristen adalah tercapainya tujuan seperti yang terkandung dalam perjanjian anugerah, yakni supaya anak-anak belajar melayani Allah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan teori belajar sibernetik terhadap kualitas pembelajaran PAK siswa kelas X-XI di SMA Kasih Depok. Populasi penelitian adalah siswa Kelas X-XI SMA Kasih Depok berjumlah 80 orang dan mengambil 50 orang sebagai sampelnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan alat pengumpulan data yaitu angket berupa beberapa pernyataan untuk variabel X dan Y, maka diperoleh hasil nilai R = 0,406; hubungan ini masuk dalam kategori sedang. Hasil nilai R Square = 0,165. Ini termasuk dalam kategori hubungan yang sangat lemah. Nilai sig. (0,000) < α (0,05), artinya hubungan ini merupakan hubungan yang tidak kebetulan semata. Jadi, dapat disimpulkan kedua variabel yaitu Penggunaan Teori Belajar Sibernetik (X) dan Kualitas Pembelajaran (Y) mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini dapat menjadi suatu pertimbangan bagi setiap guru dalam mengemban tugasnya sebagai tenaga pengajar dengan menggunakan teori Sibernetik. Dengan kata lain, penggunaan teori belajar Sibernetik memberi kontribusi yang positif terhadap kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen siswa kelas XXI di SMA Kasih Depok. Jadi, guru bidang studi sebaiknya menerapkan dan mengembangkan pembelajaran sibernetik teori-praktek untuk membantu siswa mampu berpikir kritis.
HUBUNGAN KEBIASAAN ORANG TUA DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KELAS 4-5 SD DI SEKOLAH MAHANAIM RAWA LUMBU BEKASI BARAT syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pembentukan karakter, tidak dapat dipungkiri bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting karena masa anak-anak merupakan masa awal yang memiliki peluang yang cukup besar untuk membentuk pribadinya untuk memiliki karakter yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Penelitian ini akan mendeskripsikan hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan orang tua dengan pembentukan karakter siswa kelas 4 dan kelas 5 SD Mahanaim Rawa Lumbu Bekasi Barat yang berjumlah 158 orang dan mengambil 95 orang 60% dari jumlah seluruh siswa kelas 4 dan kelas 5 sebagai sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan alat pengumpulan data (instrumen penelitian) yaitu angket berupa beberapa pernyataan untuk variabel X dan Y. Hasil nilai R = 0,394 berarti hubungan ini masuk dalam kategori lemah dan nilai R Square = 0,155. Hubungan ini signifikan karena nilai sig. (0,000) < α (0,05), artinya hubungan ini merupakan hubungan yang tidak kebetulan semata. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel yaitu kebiasaan orang tua (X) dan pembentukan karakter siswa (Y) mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini dapat menjadi suatu pertimbangan bagi setiap orang tua guru dalam peranannya sebagai orang tua Kristen. Dengan kata lain, kebiasaan orang tua memberi kontribusi yang positif terhadap pembentukan karakter siswa kelas 4 dan kelas 5 SD di Sekolah Mahanaim Rawa Lumbu Bekasi Barat.
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI GKKI HARVEST JAKARTA TIMUR syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Sesungguhnya sejak awal manusia ada, Tuhan begitu peduli dengan keharmonisan (kebahagiaan) keluarga bagi orang – orang yang percaya kepada - Nya (Kejadian 2:23 – 24).1 Kehidupan keluarga termasuk dari bagian masyarakat sebagai kesatuan yang sewajarnya dan memang bersifat bermasyarakat yang berhak mendapat perlindungan. Apabila di dalam kehidupan keluarga tidak ada keharmonisan maka itu akan mengakibatkan perkembangan dan pertumbuhan buah hatinya sendiri. Cerita tentang kenakalan remaja pelakunya hampir 100% berasal dari keluarga yang mengalami broken home dalam keluarganya. Apa yang mereka lakukan merupakan bentuk pelampiasan kemarahan karena merasa tak mendapatkan kebahagiaan di rumahnya sendiri itu di akibatkan tidak adanya keharmonisan terhadap kedua orangtuanya. Penelitian ini akan menunjukkan hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar anak di GKKI HARVEST Jakarta Timur. Populasi penelitian adalah jemaat di GKKI HARVEST Jakarta Timur mengikuti ibadah raya. Usia mereka 20 – 85 tahun, terdiri dari latar belakang yang berbeda sebanyak 98 orang dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dengan teknik korelasional dengan mengumpulkan data-data yaitu berupa pernyataan-pernyataan untuk variabel X dan variabel Y. Hasilnya 25, 4 % artinya ini menunjukkan terdapat hubungan terdapat hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar anak dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar anak di GKKI HARVEST Jakarta Timur.
MEMBANGUN TOLERANSI DAN KEPEDULIAN MELALUI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 3 No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

sarana untuk membangun toleransi dan kepedulian. Ini bisa melibatkan pemahaman mendalam terhadap ajaran-ajaran Kristiani yang mengajarkan nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, dan keadilan. Pendidikan agama Kristen dapat menjadi landasan untuk mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan keyakinan dan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui studi kasus, wawancara, dan analisis konten untuk menyelidiki dampak program pendidikan agama Kristen terhadap persepsi dan perilaku toleransi serta kepedulian. Dalam melaksanakan penelitian ini, partisipan yang terlibat adalah siswa dan guru agama Kristen di berbagai sekolah. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana materi ajar agama Kristen diintegrasikan dengan nilai-nilai toleransi dan kepedulian. Selain itu, analisis konten dilakukan terhadap kurikulum dan materi pembelajaran agama Kristen untuk mengevaluasi sejauh mana aspek-aspek toleransi dan kepedulian tercakup.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen dapat menjadi sarana efektif untuk membangun toleransi dan kepedulian. Integrasi nilai-nilai Kristiani seperti kasih, pengampunan, dan penghargaan terhadap keberagaman dapat membentuk sikap positif terhadap orang lain. Ditemukan pula bahwa pemahaman mendalam terhadap ajaran agama Kristen dapat memperkaya perspektif individu terhadap perbedaan dan mendorong sikap saling menghormati. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan kurikulum pendidikan agama Kristen yang lebih inklusif dan relevan dengan tantangan keberagaman di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan bahwa melalui pendidikan agama Kristen, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk toleransi dan kepedulian dalam menghadapi perbedaan dan mempromosikan harmoni sosial.
MEMBANGUN KESADARAN SPIRITUAL: PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 3 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran pendidikan agama Kristen dalam membentuk karakter dan kesadaran spiritual individu. Tujuan utama adalah menganalisis dampak pendidikan agama Kristen terhadap pembentukan karakter, memahami metodologi yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta mengevaluasi hasil yang diperoleh dalam meningkatkan kesadaran spiritual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi kasus terhadap sejumlah partisipan yang telah mengikuti program pendidikan agama Kristen. Metodologi melibatkan analisis konten dari materi pelajaran, observasi kelas, dan wawancara dengan peserta didik dan pendidik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen memainkan peran kunci dalam membentuk karakter melalui penyampaian nilai-nilai moral, etika, dan spiritualitas. Pembelajaran berbasis kasus, diskusi kelompok, dan refleksi pribadi menjadi metode efektif dalam mencapai tujuan ini. Dalam prosesnya, peserta didik mengalami peningkatan kesadaran spiritual yang tercermin dalam perilaku positif dan pengembangan kepribadian yang seimbang. Kesimpulannya, pendidikan agama Kristen memiliki kontribusi signifikan dalam membentuk karakter dan kesadaran spiritual, memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan individu yang beretika dan bertanggung jawab.
“Menyingkap Rahasia Shema Yisrael”Telaah Historis - Teologis Ulangan 6:4-9 Tentang Pedagogi Yahudi dan Implikasinya Bagi Pendidikan Iman Anak syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 4 No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Konsep bangsa Israel didasari oleh kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dikembangkan oleh orang-orang Israel sejak awal penulisan Alkitab. Dalam hukum - hukum Tuhan yang diberikan kepada Musa, ada beberapa perintah yang secara khusus mengarah kepada pendidikan anak-anak dalam hal spiritualitas. Salah satu perintah menyangkut pendidikan keimanan untuk anak yaitu Shema Yisrael yang tercantum dalam kitab Ulangan 6:4-9. Didikan orang tua bangsa Israel kepada anak-anak mereka tentunya terkait seperti yang tampak sekarang ini, Israel menjadi generasi unggul di antara bangsa-bangsa lain. Secara intuitif penulis akan mempelajari dan menelaah kembali konsep bangsa Israel tentang pedagogi yang terambil dari Ulangan 6:4-9, yakni melihatnya dari sudut pandang historis-teologis. Ada makna besar yang harus ditemukan dari kajian ini, sebab konsep bangsa Israel ternyata orang tua adalah yang seharusnya menjadi guru yang terutama dalam lingkungan keluarga.