p-Index From 2019 - 2024
0.888
P-Index
This Author published in this journals
All Journal jurnal pokok anggur
Yohanis Henukh
stt pokok anggur jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

APOLOGETIKA KRISTEN TERHADAP RELATIVISME PROTAGORAS (HOMO MENSURA) TENTANG KONSEP 'KEBENARAN' Yohanis Henukh
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Konsep “Kebenaran” selalu menjadi perhatian bagi para pemikir di dunia ini. Beberapa konsep hadir untuk menjawab apa sebenarnya “kebenaran” tersebut. Berawal dari pemikiran dari  Protagoras, dan beberapa pemikiran pasca Protagoras tentang konsep 'Kebenaran'. Kesimpulan (konklusinya), tidak ada Kebenaran mutlak, semua Kebenaran adalah relative semata. Pemikiran  yang subyektif-relatif ini, jelas bertentangan dengan teisme Kristen, karena teisme Kristen  percaya bahwa, sebuah 'Kebenaran ' itu mutlak. Apologetika Kristen adalah pembelaan argumen dari agama Kristen melawan serangan atau kritikan dari luar.7 Akan tetapi Apologetika Kristen ini bebeda dengan Apologetika-apologetika lainnya, karena Apologetika Kristen dibangun diatas dasar argumen yang kokoh yaitu Alkitab. Kebenaran kristiani, terjadi setelah Kebenarankebenaran Kristus di proses melalui mesin penilaian kemandirian manusia, maka ini berarti manusia tetap merupakan otoritas yang tertinggi. Menurut peneliti sekalipun Alkitab dapat dipercayai sebagai standar, karena Alkitab dapat di buktikkan secara ilmiah, sejarah, arkeologi, ilmu pengetahuan, akan tetapi itu bukanlah cara yang terbaik, untuk menerima Kebenaran Alkitab secara utuh.
MERAJUT KEBIJAKSANAAN: MEMAHAMI OTORITAS MENURUT INJIL MATIUS 7:28-29 Yohanis Henukh
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Dalam Matius 7:28-29, Injil mencatat bahwa ketika Yesus selesai mengajar, orang-orang yang mendengarkan terkesan bukan hanya oleh kefasihan kata-Nya, tetapi oleh otoritas yang menyertainya. Analoginya seperti merajut kebijaksanaan dari setiap firman yang diucapkannya. Pesan ini tidak hanya menjadi bahan renungan, tetapi juga panggilan untuk memahami bahwa kebenaran dan otoritas sejati ditemukan dalam ajaran-Nya. Sebagai manusia, kita dipanggil untuk "merajut" kebijaksanaan dalam hidup kita dengan memahami dan menerapkan ajaran-Nya secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk merinci dan menganalisis dengan cermat konsep "Merajut Kebijaksanaan" melalui pemahaman otoritas, sebagaimana diuraikan dalam Injil Matius 7:28-29. Metodologi penelitian melibatkan pendekatan tafsir teks dan analisis kontekstual, dengan fokus pada kata-kata kunci dan konteks historis. Tujuan utama adalah menggali makna mendalam dari ajaran tersebut, menyoroti bagaimana otoritas disajikan dan diresapi dalam konteks kebijaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas, seperti yang diajarkan dalam Injil Matius, bukan hanya tentang kontrol, tetapi juga tentang integritas dan pemahaman yang mendalam. Studi ini memberikan wawasan baru tentang cara kita merajut kebijaksanaan dalam konteks spiritual, membimbing kita menuju pengembangan diri yang lebih baik dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kebenaran.
KEPEMIMPINAN MUSA DAN IMPLEMENTASI TERHADAP GEMBALA SIDANG MASA KINI Yohanis Henukh
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 4 No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Mengimplementasikan kepemimpinan musa dalam kepemimpinanan gembala siding di masa kini, supaya Pelayanan gereja dapat bertumbuh dan berkembang dalam setiap bidang Pelayanan gereja yang ada demi kemuliaan nama Tuhan Yesus. Tujuan penulisan skripsi ini adalah: pertama, mengikuti gaya kepimpinan dari Musa. Kedua, Setiap pemimpin dapat mengimplementasikan ciri kepemimpinan yang menghamba,Seperti yang di teladankan Tuhan Yesus.Ketiga, pemimpin dapat mengembangkan kepemimpinan gereja dengan gaya kepemimpinan Musa yang tegas dan beritegritas. Keempat, supaya calon pemimpin dapat mempelajari gaya kepemimpinan Musa yang menghamba bagi pemimpin gereja masa kini.Kelima,dosen dan mahasiswa mengerti gaya kepemimpinan Musa yang berintegritas. Keenam, pemimpin dapat meregenerasikan gaya kepemimpina Musa yang berintegritas bagi calon - calon pemimpin masa kini. Hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini adalah : jika kepemimpinan Musa yang menghamba di terapkan dan di implementasikan oleh pemimpin, maka kepemimpinan yang menghamba dapat menjadi contoh atau teladan bagi pemimpin gereja di masa kini. Adapun isi skripsi ini adalah : pertama, membahas landasan teori tentang gaya kepemimpinan, dengan melihat prinsip-prinsip dan cirri-ciri kepemimpinan umum dan kepemimpinan gereja, implementasi kepemimpinan Musa yang menghamba bagi pelayanan gereja masa kini. Penulis berharap melalui ditulisnya skripsi ini setiap pemimpin-pemimpin gereja masa kini dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan gerejanya supaya terus bertumbuh dan berkembang menjadi gereja yang dewasa didalam Tuhan,dengan mengaktualisasikan dan mengaplikasikan gaya kepemimpinan musa yang menghamba dalam pelayanan, demi kemuliaan Tuhan.
KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS SEBAGAI ACUAN TEOLOGIS BAGI KEPEMIMPINAN KRISTEN PADA MASA KINI Yohanis Henukh
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 4 No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Krisis kepemimpinan adalah masalah aktual di Indonesia, yang terlihat dari peristiwa tertangkapnya beberapa pemimpin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi akibat lemahnya model kepemimpinan dari para pemimpin. Menghadapi hal ini, penulis melihat bahwa model kepemimpinan Yesus Kristus merupakan jawaban terhadap krisis kepemimpinan yang sedang terjadi. Di tengah model kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan, jabatan dan cenderung berorientasi pada diri sendiri, maka model kepemimpinan Yesus yang berorientasi pada pola pemimpin-pelayan dan bersifat altruistik menjadi sebuah ‘angin segar’ untuk menjawab krisis kepemimpinan. Dengan menggunakan metode tafsir kritis yang mencari makna perikop berdasarkan teks dan sitz im leben yang ada, khususnya Matius 20:20-28, ditemukan sebuah model kepemimpinan Yesus yang layak diteladani dan sekaligus dapat dijadikan panduan untuk mengembangkan model kepemimpinan yang tepat dan efektif. Hasil penelitian memerlihatkan bahwa model kepemimpinan Yesus Kristus dalam Matius 20:20-28 adalah kepemimpinan yang memiliki visi dan etika kepemimpinan Kerajaan Allah, yaitu model kepemimpinan yang berpihak pada sesama dan kehidupan (bersifat altruistik). Melalui model kepemimpinan Yesus Kristus, seseorang dapat memimpin dengan efektif, efesien dan membumi.