Zakiah Uslinawaty
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN JURUSAN KEHUTANAN

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Beeforage Apis dorsata Binghamii Di KPHP Gularaya Tobimeita Kendari Rosmarlinasiah Rosmarlinasiah; Abigael Kabe; Zakiah Uslinawaty; Syamsul Syamsul
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.333 KB) | DOI: 10.33772/jc.v1i2.16821

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis tumbuhan berbunga, waktu berbunga, dan mengetahui tingkat dominansi jenis tumbuhan berbunga yang berpotensi sebagai beeforage bagi lebah Apis dorsata Binghamii. Penelitian dilaksanakan di Hutan Produksi Tobimeita pada bulan Januari hingga Pebruari 2017, dan lokasi penelitian berada dalam KPHP Gula Raya Kendari,.  Metode penelitian menggunakan metode survey, dengan sampel pengamatan menggunakan metode garis berpetak 4 arah mata angin (utara, timur, selatan dan barat ) dan titik pusat pada pohon inang lebah. Data dianalisis menggunakan metode tabulasi dan analisis vegetasi.  Hasil penelitian menunjukkan, terdapat  36 jenis tumbuhan berbunga. Tumbuhan yang berbunga sepanjang waktu adalah Aren (Arenga pinnata) sebagai sumber nektar dan pollen, Kasu Manu-Manu (Malatus peniculatus Muell Arg) sebagai sumber pollen, dan Kelapa (Cocos nucifera) sebagai sumber pollen.  Jenis tumbuhan yang paling dominan (INP) adalah jenis Rambutan Hutan (Nephelium mutabile) sebagai sumber nektar (46,59%), Eha (Castanopsis buruana) sumber nektar dan pollen (34,54%), Puloli (Quercues celebica) sumber pollen (22,89%), Kapuk Randu (Ceiba pentandra) sumber nektar (20,56%), Toho sumber pollen (18,64%), dan Jambu Mete (Anacardium occidentale) sumber nektar (16,61%).  Kata Kunci: Beeforage, Lebah Madu, Apis Dorsata Binghamii, Tumbuhan Berbunga. Abstract: This studi aims to determine the number and species of flowering plants, flowering time, and knowing the level of dominance of flowering plant species which has the potential as bee forage for Apis dorsata Binghamii. The research was carried out in the Production forest of Tobimeita Village, which is within the KPHP Gula Raya Kendari, from January to February 2017. This study used a survey method, the sample of observations using a systematic square gridlines method 4 cardinal directions (north, east, south, west), and the radius center point on the tree where the honeycomb is located. The data were analyzed using tabulation methods and vegetation analysis. The results showed that there were 36 species of flowering plants.  Flowering all the time are sugar palm (Arenga pinnata) a source of nectar an pollen, Kasu Manu-Manu (Malatus peniculatus Muell Arg) a source of pollen, and coconut (Cocos nucifera) as a pollen source.The most dominant plant species (important value index) were forest rambutan (Nephelium mutabile) as a source of nectar (46.59%), eha (Castanopsis buruana) as a source of nectar and pollen (34,54%), Puloli (Quercues celebica) as a source of pollen (22,89%), Kapuk Randu (Ceiba pentandra) as a source of nectar (20,56%), Toho(Artocarpus elasticus) (18,64%) as a source of pollen, and jambu mete (Anacardium occidentale) as a source of nectar (16,61%)  Keywords: Beeforage, Honeybee, Apis Dorsata Binghamii, Flowering Plant
Sifat Fisik Mekanik Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Metode Perendaman Larutan Kulit Bintaro Zakiah Uslinawaty; Nurhayati Hadjar; Iwan Bahmid
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.824 KB) | DOI: 10.33772/jc.v1i2.16822

Abstract

Abstrak:  Bambu betung (Dendrocalamus asper)  merupakan hasil hutan non kayu yang termasuk ke dalam famili Poacea yang umumnya tumbuh berumpun, batang berkayu, memiliki ruas, berbuku-buku, dan berongga, serta bermanfaat sebagai bahan bangunan, bahan baku kerajinan, bahan bakar (arang/arang aktif, bio-etanol), alat musik tradisional, obat herbal, dan sebagai sumber nutrisi.Bambu sangat rentan terhadap serangan organisme perusak terutama oleh rayap dan bubuk kayu kering (powder post beetle).  Karena berbagai macam kekurangannya tersebut sangat merugikan, maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan umur pakainya dengan cara pengawetan. Pengawetan yang digunakan dengan menggunakan lautan kulit bintaro (Cerbera manghas) karenamengandung senyawa alkaloid yang berfungsi sebagai anti jamur. Tujuan penelitian Ini adalah mengetahui sifat fisik dan mekanik bambu betung (Dendrocelamus asper) sebelum dan setelah diawetkan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo dan Laboratorium Fakultas Kehutann Universitas Hasanudin Makassar. Prosedur Penelitian Ini digunakan dengan Standar American Society Of Testing Methods  (ASTM) D-143 (2015) Standar  Test Methods For Small Clear Specimens Of Timber terdiri dari 54 Sampel dengan Analisi data Paired Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik dan mekanik bambu betung (Dendrocalamus asper) yang diawetkan menggunakan larutan kulit  bintaro tidak berbeda nyata sebelum dan setelah diawetkan Kata Kunci : Perendaman Bambu Betung (Dendrocalamus asper) Dengan Larutan Kulit Bintaro
Sebaran dan Karakteristik Sarang Lebag Tak Bersengat Di Kawasan Hutan Kampus Unibversitas Halu Oleo Niken Pujirahayu; Rosmarlinasiah Rosmarlinasiah; Zakiah Uslinawaty; Nurhayati Hadjar; Supriadi Supriadi
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.784 KB) | DOI: 10.33772/jc.v1i2.16823

Abstract

Abstrak: This study aims to determine the distribution and characteristics of stingless bee nests (Trigona sp) found in the Haluoleo University Campus Forest Area. The outer nest's characteristics are the shape of the entrance to the nest, the nest's distance from the water source, and the nest's height from the ground. The nests' internal characteristics were observed, namely the pollen and honey pots' shape and the pollen and honey pots size. The results showed that around the Haluoleo University campus forest, 11 nests of Trigona sp were located in an open area with high light intensity and not humid. There are two forms of nest entrance, namely oval and circular shapes. The honey and pollen pots are ovoid with an average diameter of 1.01 cm, the average nest distance from the water source is 186.4 m, and the average nest distance from the ground is 3.4 m. Key words: stingless bee, nest characteristic, Halu Oleo University forest, nest distribution