Indri Astuti Purwanti
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Tinggi Natrium dan Kalium Dengan Tekanan Darah Pada Usia Lanjut Deasy Lia Octarini; Wulandari Meikawati; Indri Astuti Purwanti
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 1 No September (2023): Suplemen Pra Seminar
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/pskm.v1iSeptember.186

Abstract

Latar belakang: Tekanan darah tinggi masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia salah satunya Indonesia. Jawa Tengah menempati proporsi terbesar dari seluruh Penyakit Tidak Menular sebesar 57,10%. Manusia usia lanjut (lansia) merupakan kelompok usia yang rawan terkena penyakit darah tinggi. Konsumsi Natrium berlebih menyebabkan pembengkakan dalam dinding arteriol yang dapat meningkatkan tekanan darah. Bersamaan dengan pengurangan konsumsi asupan Natrium, peningkatan asupan Kalium terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh lansia di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sebanyak  48 orang. Sampel yang digunakan adalah seluruh jumlah populasi dengan teknik quota sampling. Variabel bebas kebiasaan konsumsi makanan tinggi Natrium dan kebiasaan konsumsi makanan tinggi Kalium. Variabel terikat tekanan darah. Analisis data menggunakan uji chi square Hasil: sebagian besar berusia 45- 59 tahun (66,7%), berjenis kelamin perempuan (60,4%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (27,1%), jarang mengkonsumsi makanan tinggi Natrium  (58,3%), jarang mengkonsumsi makanan tinggi Kalium  (60,4%),%), Tekanan darah responden sebagian besar hipertensi (70,8%), ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan tinggi Natrium dengan tekanan darah (p=0,002) dan ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan tinggi Kalium dengan tekanan darah(p=0,003). Kesimpulan: Ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan tinggi Natrium dan kebiasaan konsumsi makanan tinggi Kalium dengan tekanan darah.  
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Fertilitas pada Pasangan Usia Subur Agustina Dwi Riyani; Fitriani Nur Damayanti; Indri Astuti Purwanti
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 1 No September (2023): Suplemen Pra Seminar
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/pskm.v1iSeptember.221

Abstract

Latar Belakang : Fertilitas meningkatdipengaruhi oleh tingginya jumlah pasangan usia subur, angka pasangan usia subur di Kota Rembang pada tanggal 10 februari tahun 2017 di Kecamatan Sarang yaitu 11.357 dengan dengan usia pertama kali menikah berdasarkan kriteria umur dibawah 21 tahun menduduki tingkat tertinggi sebesar 81,02%. Tujuan : Mengetahui hubungan antara usia pertama kali menikah, frekuensi hubungan seksual, dan penggunaan jenis kontrasepsi dengan kejadian fertilitas di Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Metode : Penelitian ini merupakan obsevasional analitik dengan pendekatan cross sectional, Variabel bebas : Usia Pertama Kali Menikah, Frekuensi Hubungan Seksual dan Penggunaan Jenis Kontrasepsi. Variabel terikat : Kejadian Fertilitas. Sampel sebesar 100 responden dengan teknik random sampling . Hasil : Dari hasil penelitian menunjukan usia pertama kali menikah kategori umur16 tahun atau lebih sebanyak 98 responden, frekuensi hubungan seksual kategori tidak ideal sebanyak 56 responden dan penggunaan jenis kontrasepsi kategori sebanyak 77 responden. Dari hasil perhitungan menggunakan Chi-Square menyatakan bahwa diduga mempunyai hubungan dengan kejadian fertilitas di Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang, hanya ada satu variabel yang terbukti mempunyai hubungan yaitu frekuensi hubungan seksual (p-value 0,007). Kesimpulan : Ada hubungan antara frekuensi hubungan seksual. Tidak ada hubungan usia pertama kali menikah, penggunaan jenis kontrasepsi dengan kejadian fertilitas.