Vira Sukma Permata Sari Sari
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MERON ANNUAL TRADITION IN COMMEMORATION OF THE MAULID OF THE PROPHET MUHAMMAD SAW IN SUKOLILO VILLAGE, SUKOLILO DISTRICT, PATI DISTRICT: TRADISI TAHUNAN MERON DALAM RANGKA MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI DESA SUKOLILO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI Vira Sukma Permata Sari Sari; Atiqa Sabardila
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 7 No 1 (2023): Santhet : Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v7i1.2436

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan sebuah tradisi yang berada di Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati dimana yang terkenal dengan sebutan Tradisi Meron (Meronan) atau Maulidan, serta memaparkan aspek-aspek Pendidikan religius dan juga penjabaran tentang makna apa saja dalam berbagai symbol yang terdapat pada gunungan meron. Ada sejumlah 88.346 jiwa yang menempati Desa Sukolilo. Data penelitian ini dikumpulkan melalui informasi dari narasumber, tempat kejadian langsung prosesi meronan serta dari tempat pariwisata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian memberitahukan bahwa sejarah bagaimana munculnya tradisi meron ini pada masa pemerintahan kesultanan Mataram (awal mula abad ke-17) dimana saat itu prajurit ingat bahwasannya setiap tanggal 12 Maulud Nabi Muhammad SAW. maka dari itu diadakan upacara sekaten di Desa Sukolilo sebagai adat kesultanan yang diadakan setiap satu tahun sekali. Perlengkapan yang digunakan pada tradisi meron antara lain masjid, karangan bunga, ampyang, cucur, once, ancak yang berisi nasi ruroh serta buah-buahan. Penyelenggaraan tradisi diantaranya meron yang sudah dibuat H-1 setelah melaksanakan sembahyang sholat dzuhur, meron akan diarak menuju spot tempat yang sudah ditentukan pada sepanjang jalan raya yang berjarak kurang lebih sati kilometer dari ujung ke ujung. Kepala Desa serta Perangkat Desa berbondong-bondong menuju halaman masjid besar dalam pelaksanaan upacara tradisi meron. Aspek-aspek pendidikan religi ini dalam tradisi meron diperuntukkan sebagai perayaan hari lahirnya Nabi besar, Nabi Muhammad SAW. serta untuk mendekatkan diri dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.