Sektor pertanian merupakan komponen vital dalam perkembangan ekonomi nasional dan memiliki peran utama dalam penyediaan makanan dan bahan baku industri. Di Indonesia, terjadi suksesi petani yang melibatkan generasi muda yang memiliki akses teknologi informasi yang lebih baik dari petani lanjut usia, dan berperan penting dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Salah satu implementasi untuk pertanian berkelanjutan adalah penggunaan agens hayati seperti Trichoderma spp., terutama dalam komoditas hortikultura di Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor paling dominan yang memotivasi petani muda dalam mengadopsi penggunaan agens hayati Trichoderma spp. dalam budidaya pertanian melalui pendekatan metode penelitian Grounded Theory dengan tujuan utama untuk mengembangkan atau menemukan teori yang merupakan kerangka analitis abstrak untuk fenomena yang terkait dengan situasi tertentu dengan menjelajahi pengalaman dan pandangan petani muda melalui wawancara yang bersifat tidak terstruktur dengan mewawancarai sampel yang mewakili petani muda dari provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa faktor bioremediasi lingkungan menjadi motivasi yang paling dominan (43%), diikuti faktor agronomi (34%), serta faktor eksternal (23%). Faktor bioremediasi lingkungan merupakan faktor yang memotivasi petani muda dalam keputusannya menggunakan agens hayati Trichoderma spp., yakni untuk menjaga kesehatan dan kesuburan tanah serta ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak merugikan bagi tanah dan lingkungan untuk keberlangsungan pertanian yang berkelanjutan dalam membantu menjaga keseimbangan agroekosistem.