Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IDENTIFIKASI GEJALA SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) SERTA UPAYA PENGENDALIANNYA Cornelia M. A Wattimena
J-DEPACE (Journal of Dedication to Papua Community) Vol 2, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Victory Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34124/jpkm.v2i1.25

Abstract

ABSTRAKTanaman kakao, merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang usaha dan nilai ekonomi yang tinggi. Dalam pengusahaan tanaman kakao terdapat kendala yang dapat menurunkan produksi dan mutu kakao, yaitu serangan hama dan penyakit. Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Kawa berupa penyuluhan tentang identifikasi gejala serangan hama dan penyakit utama tanaman kakao (Theobroma cacao, L) dan upaya pengendaliannya, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengenalan jenis hama dan penyakit dan gejalanya sehingga usaha pengendalian dapat berhasil dengan baik. Hasil akhir dari kegiatan pengabdian ini, masyarakat desa kawa sudah dapat mengetahui dengan jelas gejala kerusakan tanaman kakao yang disebabkan akibat serangan serangga hama dan serangan penyakit serta upaya pengendaliannya.ABSTRACTCocoa plants are one of the plantation commodities that have great business opportunities and economic value. In the cultivation of cocoa, some obstacles can reduce the production and quality of cocoa, namely attacks of pests and diseases. Community service carried out in Kawa village in the form of counseling on the identification of symptoms of major pest and disease attacks on cocoa (Theobroma cacao, L) and its control efforts, aims to increase community knowledge about the introduction of pests and diseases and symptoms so that control efforts can work well. The final result of this service activity, the people of Kawa village, have been able to know the symptoms of damage to cocoa plants caused by insect attacks of pests and disease attacks and efforts to control them.
TEKNIK BUDIDAYA BEBERAPA JENIS KAYU PENGHASIL BIOENERGI UNTUK MENUNJANG PRODUKTIFITAS BRIKET ARANG Cornelia M. A Wattimena; L.R. Parera; W.N. Imlabla
J-DEPACE (Journal of Dedication to Papua Community) Vol 4, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Victory Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34124/jpkm.v4i1.88

Abstract

Bioenergi adalah energi yang diperoleh/dibangkitkan/berasal dari biomassa, sedangkan biomassa adalah bahan-bahan organik berumur relatif muda baik dari tumbuhan  atau dari  hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan). Bentuk-bentuk final terpenting bioenergi adalah bahan bakar nabati (biofuels); listrik biomassa (biomass-based electricity), biodiesel, bioethanol. Kayu bakar, arang dan briket arang merupakan bioenergi konvesional yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di pedesaan. Pengabdian dilakukan di desa Waai berupa penyuluhan tentang Teknik budidaya beberapa jenis kayu penghasil bioenergy untuk menunjang produktifitas briket arang, dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri tetapi dapat juga untuk membantu perekonomian masyarakat yang terpuruk akibat bencana gempa bumi tersebut. Semua jenis kayu bisa dijadikan bahan bakar, tapi harus juga dipertimbangkan nilai kalor, tingkat pertumbuhan dan juga adaptasinya kalau ingin dikembangkan sebagai kayu energi”, Kayu kaliandra, kayu jabon, kayu mangium, kayu sengon, kayu linggua dan kayu gmelina adalah gmelina adalah beberapa jenis kayu yang akan bisa dikembangkan sebagai kayu penghasil bioenergy
TEKNIK BUDIDAYA LEBAH Trigona sp. DI DALAM BAMBU Cornelia M. A Wattimena; M Loiwatu; L Pelupessy
J-DEPACE (Journal of Dedication to Papua Community) Vol 2, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Victory Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34124/jpkm.v2i2.36

Abstract

ABSTRAKSalah satu hasil hutan non kayu adalah serangga berguna lebah madu diantaranya Lebah Trigona sp. Trigona sp. dikategorikan sebagai kelompok serangga sosial yang memiliki banyak manfaat, dan berkhasiat untuk kesehatan. Sarang lebah Trigona sp di Desa Suli sangat banyak ditemukan pada lubang-lubang goa, kusen-kusen pintu atau jendela milik masyarakat, sehingga  untuk memanen madu atau propolis dari lebah Trigona sp,  membutuhkan anggaran yang besar karena kusen pintu atau jendela harus dibongkar. Pengabdian ini dilakukan di desa Suli, berupa penyuluhan tentang beternak lebah tanpa sengat (Trigona sp) di dalam sarang ruas bamboo, dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang teknik budidaya lebah Trigon sp menggunakan sarang bambu sebagai tempat berkembang biak atau media yang mudah didapat dengan biaya yang murah. Teknik budidaya lebah Trigona sp di dalam bambu dimulai dari pembuatan rumah lebah dari bambu, menggergaji bambu dan membuat cincin, memindahkan lebah Trigona sp ke dalam bambu, kemudian bambu ditutup dengan selotip dan bambu siap diletakkan pada tempat yang sudah ditentukan atau disekitar tempat tinggal. Produk yang dihasilkan masih berupa produk mentah, sebab madu, propolis dan roti lebah masih bercampur. Agar siap dipasarkan, maka ketiganya harus dipisahkan.                                                         ABSTRACTOne of the non-wood forest products is a useful insect honey bee including "Trigona sp" bees. Trigona sp. categorized as a social insect group that has many benefits, and nutritious for health. Trigona sp bee nest in Suli Village is very much found in cave holes, door frames or window belonging to the community, so to harvest honey or propolis from Trigona sp bee, requires a large budget because the door frame or window must be dismantled. This service is carried out in the village of Suli, in the form of counseling about raising bees without stings (Trigona sp) in the bamboo nest, with the aim to increase public knowledge about Trigon sp bee keeping techniques using bamboo nests as a breeding ground or easily accessible media at a low cost. Trigona sp bee cultivation techniques in bamboo starts from making bamboo bee houses, sawing bamboo and making rings, moving Trigona sp bees into bamboo, then the bamboo is covered with masking tape and the bamboo is ready to be placed in a designated place or around the residence. The resulting product is still a raw product, because honey, propolis and bee bread are still mixed. To be ready to be marketed, the three must be separated.