This Author published in this journals
All Journal Janus
Rendy Aditya Putra Ertrisia
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Arca Pendeta Buddha di Indonesia Rendy Aditya Putra Ertrisia; Galih Sekar Jati Nagari
JANUS Vol 1 No 1 (2023): Edition 1
Publisher : Department of Archaeology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/janus.v1i1.7371

Abstract

In previous research statues of Buddhist priests found in East Java are interpreted as the embodiment of King Kṛtanāgara. In fact, similar statues are also discovered in Central Java from an earlier period. This raises the question whether these statues can indeed be associated with certain historical figures? This article addresses this issue by conducting a review of several statues of Buddhist priests in Central and East Java using an iconographic and iconological approach. The study showed that a Buddhist priest would be sculpted in a form similar to the Tathāgata or Buddha figure, but without his distinctive attributes, namely ūrṇā, uṣṇīṣa, curly hair and padmāsana. This depiction is meant to show his human nature. If in East Java statues of Buddhist priests can be associated with Kṛtanāgara , then similar statues in Central Java can only be interpreted in general as the embodiment of the highest Buddhist priest, guru or arhat. === Dalam penelitian terdahulu, temuan arca-arca pendeta Buddha di Jawa Timur selalu diidentifikasi sebagai perwujudan Raja Kṛtanāgara . Namun, ternyata arca serupa juga terdapat di Jawa Tengah dan berasal dari masa lebih awal, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah arca serupa juga dapat dikaitkan dengan tokoh tertentu? Tulisan ini mendiskusikan permasalahan tersebut dengan melakukan kajian kembali terhadap sejumlah arca pendeta Buddha baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur. Kajian dilakukan dengan pendekatan ikonografi dan ikonologi. Hasil kajian memperlihatkan bahwa tokoh pendeta Buddha diarcakan mirip dengan tokoh Tathāgata atau Buddha, tetapi tanpa atribut khas Tathagatha yaitu ūrṇā, uṣṇīṣa, rambut ikal, serta padmāsana. Penggambaran ini dimaksudkan untuk menunjukkan sifat kemanusiaannya. Selain itu, apabila di Jawa Timur arca pendeta Buddha dapat dikaitkan dengan tokoh Kṛtanāgara , arca pendeta Buddha di Jawa Tengah hanya dapat ditafsirkan secara umum sebagai perwujudan pendeta Buddha tertinggi, guru, atau arhat, dan belum dapat diidentifikasikan dengan tokoh sejarah tertentu.