Desa Boti merupakan satu-satunya desa di kabupaten Timor Tengah Selatan dengan kampung adat yang masih memegang teguh tradisi dan kepercayaan agama suku yang disebut halaika. Kampung adat berada di tengah-tengah wilayah desa dan dikenal dengan Boti Dalam serta dusun-dusun yang mengelilingi Boti Dalam dikenal dengan Boti Luar. Masyarakat Boti Luar sudah memeluk agama yang diakui resmi oleh pemerintah, salah satunya adalah agama Kristen Katolik. Pada saat ini di desa Boti sudah terdapat sebuah bangunan peribadatan agama Kristen Katolik, yaitu Kapela Santo Yohanes Rasul. Kondisi bangunan Kapela saat ini sudah cukup memprihatinkan sehingga perlu dilakukan perancangan ulang dengan mempertimbangkan aspek kebudayaan sehingga dapat menjadi idensitas umat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prinsip Transformasi Arsitektur sebagai strategi pendekatan dalam perancangan bangunan Kapela Santo Yohanes Rasul, Boti, Timur Tengah Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif (mixed methods). Data kualitatif berupa prinsip-prinsip desain transformasi arsitektur diperoleh melalui studi literatur dimanfaatkan sebagai panduan desain. Desain dilakukan dengan memanfaatkan data-data kuantitatif untuk membentuk model 3 dimensi dari bangunan kapela yang direncanankan.