Satila Nanda Saputri
Prodi Ekonomi Pembangunan,Fakultas Ekonomi Bisnis,Universitas Siliwangi

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Tantangan Kurikulum Merdeka Belajar Dalam Belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Era Revolusi Industri 4.0 Aditho Manalu; Evi Rosarina Nababan; Satila Nanda Saputri; Destania Amiratussolihah
Advances In Social Humanities Research Vol. 1 No. 4 (2023): ADVANCES in Social Humanities Research
Publisher : Sahabat Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/adv.v1i4.51

Abstract

Era revolusi 4.0 di kenal dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat yang berdampak bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi di era revolusi Industri 4.0 yang sudah merasuki generasi muda bangsa, dengan mempertimbangkan banyak hal, maka kementerian pendidikan dan kebudayaan menerapkan sebuah kurikulum pembelajaran yang dianggap mampu menggenapi kebutuhan pendidikan Indonesia ditengah perkembangan teknologi. Hal ini juga sejalan dengan dinamika yang terjadi pada ranah pendidikan. Oleh karena itu, inovasi kurikulum yang diciptakan kementerian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia yaitu Kurikulum merdeka belajar. Kurikulum merdeka belajar diciptakan guna memberikan kemerdekaan kepada setiap Satuan Pendidikan untuk melakukan inovasi. Pada sistem pembelajaran kurikulum yang baru ini, setiap guru dituntut untuk mampu berinovasi dan. Meningkatkan kualitas. Guru dan peserta didik dapat dengan bebas mengakses ilmu pengetahuan dengan metode pembelajaran yang berdiferensiasi. Kurikulum merdeka belajar juga dianggap sesuai dengan prinsip pendidikan oleh bapak pendidikan Indonesia serta dianggap mampu menghasilkan output dan outcome yang lebih baik dan berkompeten. Namun dibalik itu semua, guru yang merupakan tenaga pendidik tentu saja mengalami banyak kendala dan tantangan dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar. Khusus nya bagi mereka yang berprofesi sebagai guru mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Yang dimana, dalam kurikulum merdeka belajar yang diterapkan di era revolusi Industri 4.0 menitik beratkan penggunaan teknologi. Sedangkan dalam penerapan yang seharusnya, kurikulum merdeka belajar harus mampu menciptakan peserta didik yang pancasialis. Secara spesifik, kebijakan merdeka belajar memiliki implikasi terhadap peran guru baik dalam pengembangan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran yaitu , guru yang berkarya dalam tulus, guru yang genuine, guru yang memiliki prinsip the power of ngeureuyeuh, (sustainable) guru yang ber- DNA sebagai guru (Yoga, 2020). Guru yang berkerja dengan tulus dalam pembelajaran adalah guru yang diliputi dan didorong oleh nilai-nilai kebaikan serta keyakinan akan manfaat yang diperoleh siswa. Nilai kebaikan dan keyakinan akan mendorongnya untuk kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Guru yang genuine akan melahirkan ide-ide kreatif, asli, berfilosofi dan berorientasi masa depan.