Hidup dengan virus yang mematikan sperti HIV tidak hanya berhenti pada penderitaan fisik para penyitasnya, mereka juga harus menjalani kehidupan dengan terstigmatisasi. case manager bertugas untuk melakukan advokasi dan mempersiapkan lingkungan klien agar dapat bertemu titik “adapted” atau cocok dengan kebutuhan para penyitas HIV. Melalui artikel ini, penulis mencoba menggambarkan mengapa kompleksitas pemberian layanan perlu diberikan kepada orang dengan HIV/AIDS. Tulisan ini akan melihat apa saja yang harus dimiliki oleh seorang case manager saat bekerja dengan orang dengan HIV/AIDS, serta bagaimana perannya saat melakukan manajemen kasus. Penyusunan artikel ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggambarkan kondisi dari tema yang diangkat sebagai variabel yang diteliti. Artikel ini juga disusun menggunakan studi kepustakaan yang didapatkan secara online melalui pencarian buku dan artikel jurnal dengan melakukan pembatasan pencarian menggunakan kata kunci yang relevan dengan tema artikel ini. Mengacu pada studi kasus yang dilakukan oleh Barney et. al. pada permasalahan orang dengan HIV/AIDS di pedesaan di Alaska, dalam menjalankan perannya bekerja dengan orang dengan HIV/AIDS, case manager harus memiliki pengetahuan dan keterampilan professional, nilai dan kapasitas personal, dan memfasilitasi berbagai hal dalam pelayanan. Kesuksesan yang diraih oleh case manager dalam pelayanan yang diberikan terkait dengan permasalahan orang dengan HIV/AIDS di pedesaan di Alaska dapat menjadi salah satu acuan serta menjadi contoh bagi para case manager dalam organisasi pelayanan manusia di Indonesia.