Pemain sepak bola umumnya memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang rendah hingga normal karena kebutuhan untuk menjaga kecepatan dan mobilitas yang optimal. Obesitas diartikan sebagai berat badan berlebih akibat dari penumpukan lemak yang dapat beresiko bagi kesehatan seseorang. Kapasitas paru maksimal atau VO2maks adalah volume maksimum oksigen yang dikonsumsi dalam satu menit selama latihan maksimal. Pengukuran VO2maks berguna untuk menganalisis status kebugaran seseorang dengan mempertimbangkan resiko kardiovaskular, sehingga subjek dapat mengetahui status VO2maks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi atau hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan kapasitas paru maksimal pemain Persija FC. Penentuan pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah dengan teknik total sampling, jadi seluruh 16 pemain Persija menjadi sampel. Prosedur tes yang dilakukan adalah tes antropometri dan Multistage Fitness Test (MFT). Hasil analisis data yang diperoleh mempunyai signifikansi <0,05, yang artinya data berkolerasi sig=0,002. Nilai Pearson Correlation menjelaskan bahwa, ada korelasi kuat antara dua variabel indeks massa tubuh dengan VO2maks (nilai Pearson Correlation= -,713). Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat korelasi antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kapasitas paru maksimal pada pemain. Semakin besar indeks massa tubuh, berakibat gangguan fungsional kardioresprasi terutama pada kemampuan paru maksimal.