p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal ABDIMAS MUTIARA
Taruli Rohana Sinaga
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN KAPASITAS RELAWAN TERKAIT PENCEGAHAN COVID-19 Laura Siregar; Taruli Rohana Sinaga; Agnes Purba
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 2 No. 1 (2021): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia yang diawali dengan informasi WHO pada Desember 2019 menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan China. Indonesia melaporkan kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 2 kasus pada 2 Maret 2020 dan bertambah menjadi 790 kasus pada 25 Maret 2020. Demikian pula di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jumlah kasus terkonfirmasi positif pada tanggal 5 September 2020 sebanyak 7.552. Dilatarbelakangi oleh jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 yang tinggi dan dengan ditetapkannya Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi prioritas penanganan Covid-19 di Indonesia, maka diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan kapasitas relawan dalam pencegahan Covid-19, khususnya tiga daerah yang dianggap paling rawan, diantaranya Kota Medan, Kota Binjai dan Deli Serdang. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Universitas Sari Mutiara Indonesia bekerjasama dengan BNPB dan BPBD Provinsi Sumatera Utara yang membentuk Pos Gabungan Pencegahan dan Percepatan Penanganan Covid-19 (Posgagah). Relawan yang hadir berasal dari Kota Binjai sebanyak 50 orang, terdiri dari unsur organisasi kepemudaan, ibu-ibu PKK, mewakili pemerintahan seperti personil kelurahan dan desa serta masyarakat umum. Keikutsertaan relawan sebagai agen perubahan dimasyarakat dalam perilaku 3 M untuk pencegahan penularan virus Covid-19 sangat membantu pemerintah pada upaya penurunan kasus penderita Covid-19.
SOSIALISASI VAKSIN COVID-19 PADA KELOMPOK LANJUT USIA DI DUSUN 14 DESA PEMATANG JOHAR KECAMATAN LABUHAN DELI Erwin Silitonga; Taruli Rohana Sinaga; Siska Dwi Ningsih
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 2 No. 2 (2021): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Capaian imunisasi covid 19 pada Lansia masih relatif rendah, padahal seperti banyak diketahui, bahwa dalam situasi pandemi, Lansia menjadi kelompok paling rentan jika terinfeksi Covid-19. Data Puskesmas Pematang Johar sampai 30 Juli 2021 berkaitan tentang Lansia dan penerima vaksin dari 3 dusun (Dusun 2, 13 dan 14), jumlah Lansia 64 orang namun yang sudah vaksin hanya 29 orang (45%). Tujuan sosialisasi tentang vaksin pada Lansia adalah: memberi pemahaman tentang pentingnya vaksin dalam memutus mata rantai penularan Covid-19, menyadarkan Lansia agar dengan sukarela mau menerima vaksin, mengajarkan Lansia hal-hal yang harus dilakukan apabila mereka mempunyai penyakit penyerta dan mengajak para Lansia agar memotivasi anggota keluarganya untuk ikut vaksin. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara sosialisasi langsung pemaparan meteri dan selanjutnya diskusi tanya jawab. Pada saat sosialisasi banyak pertanyaan para Lansia yang memang menunjukkan ketidakpahaman mereka tentang vaksin covid 19 ini. Mereka takut dengan berbagai informasi yang mereka dengar dari media cetak maupun elektronik berkaitan dengan banyaknya berita yang ikut vaksin menjadi sakit dan bahkan meninggal dunia. Peserta yang hadir 10 orang dan yang belum vaksin ada 5 orang, setelah selesai sosialisasi para Lansia yang belum vaksin sudah memahami apa yang dijelaskan, namun para penulis masih melihat ada keraguraguan pada Lansia tersebut. Hal ini dirasakan penulis ketika mereka ditanya apakah nanti kalau ada jadwal vaksin akan ikut vaksin?. Setelah dievaluasi ternyata satu orang yang menjawab pasti akan vaksin, sedangkan yang lain masih belum memastikan dengan berbagai alasan. Saran penulis agar sosialisasi tentang vaksin ini harus tetap digalakkan dan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat, kunjungan secara langsung, hendaknya ada tim kesehatan khusus bagi para Lansia yang mempunyai penyakit penyerta dan membina para Lansia sebagai duta dalam memberi informasi tentang vaksin kepada anggota keluarga maupun masyarakat sekitarnya.