Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

INOVASI BISNIS MODEL DARI BISNIS SEPATU KLANKEMON Hibban fathurrahman Hibban fathurrahman; Isti Raafaldini Mirzanti
Jurnal Pengabdian UMKM Vol. 1 No. 1 (2022): Januari
Publisher : Pusat Studi UMKM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/jpu.v1i1.2

Abstract

Seperti produk fashion secara umum, produk alas kaki di Indonesia memiliki permintaan yang tinggi berbanding lurus dengan populasi masyarakat di Indonesia. Secara statistic, produk domestic bruto (PDB) dari industry kulit dan alas kaki pada tahun 2019 berkontribusi sebesar 0,26% dari GDP nasional sebesar 28654,1 juta rupiah. Pandemik Covid-19 yang dimulai sejak awal 2020 menjadi masalah bagi berbagai industry termasuk industry alas kaki. Klankemon sebagai bisnis jasa produksi sepatu termbas masalah tersebut dengan menurunnya pendapatan secara signifikan. Berdasarkan masalah tersebut, Klankemon harus mendapatkan kembali pelanggan dari berbagai segmen. Secara spesifik, pelanggan menengah kebawah memiliki keterbatasan finansial, sehingga Klankemon harus membuat strategi untuk mendapatkan solusi keterbatasan finansial yang dialami para pelanggan yang merupakan brand sepatu. Pemecahan solusi tersebut menggunakan metode berpikir desain (design thinking) yang menganalisa pelanggan dengan menggunakan empati. Hasil dari empati, membangun brand sepatu membutuhkan modal yang tinggi untuk biaya produksi dan marketing. Hal tersebut menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah brand sepatu, terutama brand yang memiliki modal rendah. Hasil dari empati lalu dengan dukungan analisis TOWS, dengan mengeliminasi beberapa biaya yang dikeluarkan pelanggan lalu disubstitusi dengan kemampuan operasional Klankemon. Hasilnya adalah sebuah bisnis model yang dinamakan “One Stop Service” dimana Klankemon memfasilitasi berbagai macam kebutuhan operasional pelanggan seperti riset, produksi, hingga pengiriman langsung ke konsumen. Program tersebut tervalidasi sebagai solusi menekan biaya awal dalam membangun sebuah brand sepatu. Berdasarkan target marketing, dua pelanggan program tersebut dapat meningkatkan volume produksi sebesar 28%