Salah satu sumber material di Sulawesi Tenggara yang cukup potensial untuk digunakan adalah material yang berasal dari quary Desa Boro-Boro Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan dengan suplay material yang cukup banyak dan dapat digunakan untuk beberapa tahun kedepan. Dimana material dilokasi tersebut sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya untuk keperluan bahan konstruksi jalan dan bangunan sipil, sedangkan pemeriksaan mutu material khususnya sebagai bahan perkerasan kelas S belum pernah dilakukan maka dilakukanlah pengujian terhadap material tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hasil yang dicapai dari uji laboratorium terhadap material sungai asal quary Desa Boro-Boro Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan memenuhi atau tidak memenuhi spesifikasi yang akan digunakan sebagai bahan konstruksi pada lapis pondasi agregat kelas S.Lapis Perkerasan Kelas S merupakan lapis pondasi yang biasa digunakan pada perkerasan lentur. Spesifikasi jalan mengharuskan campuran bahan lapis pondasi kelas S harus memiliki nilai CBR min 50 %. Hal ini mengakibatkan seluruh material harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ada didalam spesifikasi agar nilai nilai yang ada dalam spesifikasi terpenuhi. Pengujian dilakukan dengan dua tahap atau dua fraksi. Tahap pertama pengujian dilakukan hanya dengan menggunakan satu bahan saja yaitu menggunakan sirtu boro boro. Tahap kedua pengujian dilakukan dengan campuran dari tiga bahan yaitu sirtu boro boro, batu pecah moramo, dan tanah alolama. Dari hasil penggabungan agregat diperoleh komposisi material sirtu boro boro 55 %, batu pecah moramo 40 %, tanah alolama 5 % . Hasil pengujian diperoleh nilai CBR laboratorium untuk LPA (sirtu boro boro) diperoleh nilai CBR 27,25 %, LPA (sirtu boro boro + batu pecah moramo + tanah alolama) diperoleh nilai CBR 51,90%. berdasarkan nilai CBR , sirtu boro boro dapat digunakan pada lapis perkerasan kelas S dengan komposisi yang telah diperoleh pada penelitian dilaboratorium.Kata Kunci : Sirtu Boro-Boro, CBR, LPA