Rustam Rustam
Laboratorium Ekologi dan Konservasi Biodiversitas Hutan Tropis, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Observasi Jenis-Jenis Burung Pada Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi PT. Gunung Gajah Abadi Chandradewana Boer; Rustam Rustam
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VIII Nomor 2 Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v8i2.222

Abstract

Tujuan penelitian untuk melihat keanekaragaman jenis burung didalam kawasan PT GGA yang telah ditetapkan sebagai areal dengan nilai konservasi tinggi. Kurang dari 100 jenis burung diamati dan diidentifikasi dengan kombinasi metode yaitu dengan cara pengamatan, mendengarkan suara, jala kabut dan perangkap kamera. Setiap burung yang terdeteksi diidentifikasi jenisnya dan dilihat kelas makan dan statusnya. Beberapa jenis burung adalah spesies yang jarang ditemukan, terancam punah, endemik dan rentan. Insektivora lebih banyak diidentifikasi daripada kelompok kelas makan lainnya. Polypectron schleiermacheri (Endagered, IUCN, Appendix II, CITES), Lophura ignita dan Carpococys radiceus terperangkap oleh kamera dan menunjukkan betapa pentingnya hutan di dalam area PT. Gunung Gajah Abadi untuk dilindungi.
SURVEY SINGKAT MAMALIA DI HUTAN DIPTEROKARPA DATARAN RENDAH, HUTAN LINDUNG BATU BEROK, LONG PAHANGAI, KALIMANTAN TIMUR Rustam Rustam
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.746 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v1i1.805

Abstract

ABSTRACTThe aimed of this research is to know of mammals composition in dipterocarpa lowland forest, Batu Berok Protection Forest (BBPF), Long Pahangai, East Kalimantan. Combination method was done in this research, there is camera trapping survey, captured, direct and un-direct inventory by line transects and interview with local people. I have used 10 set of camera trapping, 50 cage traps, and 3.5 km line transect.Total 32 species of mammals were detected in this area, comprising 8 ordo (Scandentia, Dermoptera, Chiroptera, Primates, Pholidota, Rodentia, Carnivora and Artiodactyla) and 19 family (Tupaiidae, Cynocephalidae, Pteropedidae, Tarsiidae, Cercopithecidae, Hylobatidae, Manidae, Sciuridae-Sciurinae, Sciuridae-Petauristinae, Muridae, Hystricidae, Ursidae, Mustilidae, Viverridae, Felidae, Suidae, Tragulidae, Cervidae, and Bovidae) including Sun bear Helarctos malayanus, Sambar deer Rusa unicolor, Banded Palm Civet Hemigalus derbyanus, Clouded Leopard  Neofelis diardi, and Tarsius Tarsius bancanus. The composition of mammals illustrates a pyramid pattern in the food chain which mean is very feasible for the habitat of mammals. Genus and Family Index illustrate the diversity of mammal in the study area 54% of mammals’ species in East Kalimantan and 56% of mammals’ species in Borneo. By IUCN redlist, 4 species included as endangered species and 8 species as vulnerable, 16 species included in appendix of CITES and 10 species included in the Indonesian government regulation (PP. 7/1999) as protected species.The diversity of mammal in BBPF by quick survey was relatively hight, but as a protected forest this area was not good managed whereas located in the central of heart of Borneo. Intervention by government program is deeply needed.Key word: camera trapping, cage trap, food chain, IUCN  ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi mamalia di hutan dipterokarpa dataran rendah, Hutan Lindung Batu Berok (HLBB), Long Pahangai, Kalimantan Timur. Kombinasi metoda telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu kamera otomatis, penangkapan, pengamatan langsung dan tidak langsung dengan transek, serta wawancara dengan masyarakat lokal. Digunakan 10 kamera otomatis, 50 perangkap mamalia kecil dan 3.5 km transek.Total 32 species mamalia telah terdeteksi di kawasan ini termasuk ke dalam 8 ordo (Scandentia, Dermoptera, Chiroptera, Primates, Pholidota, Rodentia, Carnivora and Artiodactyla) dan 19 famili (Tupaiidae, Cynocephalidae, Pteropedidae, Tarsiidae, Cercopithecidae, Hylobatidae, Manidae, Sciuridae-Sciurinae, Sciuridae-Petauristinae, Muridae, Hystricidae, Ursidae, Mustilidae, Viverridae, Felidae, Suidae, Tragulidae, Cervidae, and Bovidae), termasuk Beruang Madu (Helarctos malayanus), Rusa (Rusa unicolor), Musang Belang (Hemigalus derbyanus), Macan Dahan (Neofelis diardi), and Krabuku Ingkat (Tarsius bancanus) mamalia yang ditemukan menggambarkan pola piramida dalam rantai makanan, yang berarti bahwa kawasan ini sangat layak untuk habitat mamalia. Indeks genus dan family menggambarkan keragaman mamalia di area studi sebesar 54% dari mamalia yang ada di Kalimantan Timur dan 56% dari mamalia di Kalimantan. Berdasarkan daftar jenis species langka dan hampir punah IUCN, 4 species termasuk species terancam punah, 8 jenis termasuk species rentan, 16 species termasuk dalam lampiran CITES dan 10 species termasuk species yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.Berdasarkan survey singkat ini keragaman mamalia di HLBB relatif tinggi, tetapi sebagai hutan lindung kawasan ini tidak dikelola dengan baik padahal kawasan ini berada di pusat jantung Kalimantan. Program pemerintah untuk mengelola kawasan ini sangat diperlukan.Kata kunci: kamera otomatis, perangkap mamalia kecil, rantai makanan, IUCN
POLA KECENDERUNGAN PENANGKAPAN BURUNG-BURUNG LIAR BERNILAI EKONOMIS DAN IMPLIKASI KONSERVASINYA: STUDI KASUS DITANAH GROGOT, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Rachmat Budiwijaya Suba; Aditya Rakhman; Rustam Rustam
BERITA BIOLOGI Vol 10, No 6 (2011)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v10i6.1949

Abstract

The study aims at quantifying trade scale of some economically wild birds and describing captured trends which have been practised by wild bird catchers. The study was conducted in Tanah Grogot, Paser District, East Kalimantan Province, from September to December 2008, by surveying wild bird market and interviewing catchers and sellers. We measured two main attributes of market dynamics; first, each species availability in the market as the percentage of market days sampled where the species appeared; second, daily abundance of a species as the monthly average number of each bird per day for all days sampled. Seven wild bird species that have been traded commodities for years were White-rumped Shama Copsychus malabaricus (25.41%; 602.25+70.79 individuals per month), Yellow-vented Bulbul Pycnonotus goiavier (11.47%; 111.25+12.50 individuals per month), Crested Myna Acridotheres cristatellus (12.30%; 73.25+10.44 individuals per month), Spotted Dove Streptopelia chinensis (5.73%; 22.00+12.83 individuals per month), Hill Myna Gracula religiosa (12.30%;12.00+0.82 individuals per month), Greater Green Leafbird Chloropsis sonneratii (7.38%; 11.75+2.50 individuals per month) and Magpie Robin Copsychus saularis (6.56%; 8.75+1.71 individualsper month). Specific capture location within Paser District could reflect distribution and habitat preference of each bird species.
Identification of Bird species in Wetlands around Siran Lake, Muara Kaman, Central Mahakam, East Kalimantan Chandradewana Boer; Arie Prasetya; Rustam Rustam; Rita Diana
Tropical Small Island Agriculture Management Vol 1 No 1 (2021): Tropical Small Island Agriculture Management
Publisher : Pattimura University Ambon Maluku Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.263 KB) | DOI: 10.30598/tsiam.2021.1.1.28

Abstract

The avifauna of tropical peat swamp forests in East Kalimantan has not been well documented because of the smallest peat area compared to central Kalimantan. The surveys were conducted using various methods in the Muara Siran peat swamp forests and surrounding areas of Lake Siran (heath forest and riparian) in East Kalimantan, Indonesia. These findings were recorded on a list of 80 bird species as well as in numerous noteworthy records. Wetlands are an essential habitat for many threatened and near-threatened bird species. We also discovered Gallinula tenebrosa in Siran Lake, a species that has not been seen in over a century. However, it has a wide distribution globally, including in Australia and the United States. In the peat swamp forest, we recorded Cymbirrhinchus macrurus and Ichtyophaga humilis, rare and widely distributed. We also found Dicrurus hottentotus and Dicrurus remifer, some species of Ferruginous Babbler, Trichastoma bicolor, and the White-necked Babbler, Stachyris leucotis. The Hook-billed bulbul Setornis criniger and the Sooty capped Babbler Malacopteron affinae are found in riparian forests. There are six species of woodpecker. Dryocopus javensis, Great Slaty Woodpecker, Mulleripicus pulverulentus, Meyglyptes tukki, Picus puniceus, and Sasia abnormis. Cuckoo-shrike Coracina striata and Pitta sordia were also discovered. Wetlands (peat swamp forest, heath forest, and riparian areas) should be better protected due to their importance to many species, particularly from destruction and loss of habitat caused by forest fires.
Daya dukung ekowisata Bontang Mangrove Park di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur Siti Haryanti; Albert Laston Manurung; Rustam Rustam; Chandradewana Boer; Rachmat Budiwijaya Suba
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v7i1.8894

Abstract

Bontang Mangrove Park (BMP) merupakan bagian kawasan mangrove dari Taman Nasional Kutai yang berada di Kota Bontang seluas kurang lebih 200 hektar. Pemberian nama BMP menekankan arti bahwa kawasan hutan mangrove yang dimaksud berada di wilayah Kota Bontang, menunjukkan bahwa pengembangan kawasan ini diperuntukkan untuk masyarakat dan pemerintah Kota Bontang dan bukan hanya menjadi milik BTNK, dikembangkan untuk kepentingan rekreasi, konservasi, edukasi dan petualangan. Tingkat kunjungan yang berlebih akan menurunkan kualitas kawasan ekowisata itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya analisis daya dukung ekowisata dalam upaya mencapai pengeloaan yang berkelanjutan. Untuk itu setiap jenis aktivitas wisata yang dikembangkan harus diarahkan untuk memperhatikan aspek daya dukung. Penelitian ini dilakukan pada rentang antara Desember 2019 sampai Januari 2020 dengan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif yang diambil secara langsung di lapangan dan wawancara bersama pengunjung, masyarakat dan pengelola. Hasil perhitungan terhadap daya dukung fisik kawasan Bontang Mangrove Park untuk ketiga tempat kegiatan (boardwalk, dermaga, camping ground) berturut-turut yaitu 433 orang/hari, 123 orang/hari, dan 1.102 orang/hari.
Keragaman spesies burung di daerah aliran sungai Mentarang, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara Arie Prasetya; Rustam Rustam; Raflen Aril Gerungan; Mochamad Syoim; Ericzen Johan
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v7i2.13134

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan keragaman spesies burung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentarang, terutama pada tiga lokasi sasaran, yaitu di Muara Sungai Nonov, Muara Sungai Semamu dan Muara Sungai Tubu. Digunakan kombinasi metode, yaitu pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung pada 3 transek masing-masing sepanjang 2 Km, serta menggunakan pengamatan di dalam transek selama total 15 hari. Ditemukan 128 spesies burung dan didominasi oleh spesies burung yang menyukai kawasan hutan, terutama hutan tropis dataran rendah. Temuan ini membuktikan bahwa daerah DAS Mentarang merupakan daerah hutang bagus yang menyediakan pakan dan tempat hidup bagi burung. Kajian kelas makan, spesies burung yang mendominasi adalah kelas pemakan serangga yang mencari makan di dedaunan (AFGI). Terdapat beberapa spesies penting dan endemik di Kalimantan, seperti spesies Bondol-Kalimantan ( Lonshura fuscans ), Burung madi-hijau ( Calyptomena viridis ), dan Puyuh kepala-merah ( Haematortyx sanguiniceps ). Ditemukan pula spesies khas lantai hutan seperti Sempidan Kalimantan ( Lophura bulweri ). Juga spesies yang memiliki dominansi tinggi pada hutan dataran rendah dan tepi sungai, yaitu Raja udang-erasia ( Alcedo athis ) dan Raja undangan-mininting ( Alcedo meninting ). Daftar spesies burung di DAS Mentarang ini dapat dijadikan sumber data profil keanekaragaman hayati daerah dan rencana pengelolaan kawasan, apalagi daerah ini direncanakan akan dibangun pembangkit listrik tenaga air. Mempertahankan keanekaragaman hayati sangat penting untuk menghilangkan manfaat jasa lingkungan.