<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk menakar seperti apa model-model politik uang yang ada di masyarakat pada saat momentum pemilihan kepada daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan literatur. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk politik uang menurut Aspinall Dan Sukmajati (2015: 26) yang membagi bentuk politik uang meliputi pembelian suara (vote buying), pemberian pribadi (individual give), pelayanan dan aktivitas (service and activites), barang-barang kelompok (club goods), proyek-proyek gentong babi (pork barrel project), serta teori pola politik uang menurut Rifai (2003:62) yang membagi pola politik uang yang meliputi; uang perkenalan, uang pangkal, pencalonan oleh fraksi, pembelian suara menjelang pemilihan, dan serangan fajar, dan strategi pemeberian uang yang meliputi; sistem ijon, melalui tim sukses calon, orang terdekat, pemberian langsung oleh kandidat, dan dalam bentuk cek (cheque). Hasil penelitian menunjukan bahwa politik uang yang kerap terjadi dalam pilkada di daerah dapat berbentuk pembelian suara (vote buying), dengan menggunakan pola politik uang berupa pembelian suara menjelang pemilihan dan serangan fajar dengan mekanisme dari satu rumah ke rumah lain (door to door). Politik uang yang terjadi menggunakan strategi melalui tim sukses calon, seperti berasal dari pengusaha kemudian diberikan kepada koalisi pendukung pasangan, kemudian disebarkan melalui tim sukses kepada apartur pekon setempat, relawan partai dan warga pekon lain, kemudian baru dibagikankepada masyarakat.]]>
