Hadi Sariono
Politeknik Negeri Jember

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Metode Penyimpanan Mikroba Saccharomyces cereviseae dengan Menggunakan Teknik Cryogenic Freezing di Laboratorium Biosain Novita Cholifah Ida; Hadi Sariono; Herman Estu Eka Putra
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Vol 1 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/plp.v1i2.3066

Abstract

Di Laboratorium Biosain Politeknik Negeri Jember memiliki stok isolat Saccharomyces cereviseae dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang minimalis untuk proses penyimpanan. Selama ini di Laboratorium tersebut melakukan metode peremajaan secara berkala dengan cara inokulasi berulang pada media agar sehingga beresiko terkontaminasi yang mengakibatkan harus dilakukan identifikasi untuk memperoleh kultur standar mikroba yang murni. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode penyimpanan yang optimum untuk penyimpanan mikroba dalam jangka waktu panjang di Laboratorium Biosain. Metode penelitian ini adalah pengujian dan perbandingan viabilitas mikroba (Saccharomyces cereviseae) pada penyimpanan jangka pendek yang dilakukan pada suhu dingin non-beku (refrigerator), dan penyimpanan jangka panjang, dengan cryogenic freezing. Metode tersebut dilakukan dengan pemberian agen krioprotektan (gliserol). Sehingga diharapkan mendapatkan ketersediaan isolat mikroba yang stabil dan pemanfaatannya berkelanjutan dalam jangka waktu yang diinginkan. Perlakuan penyimpanan Saccharomyces cerevisiae dengan metode cryogenic freezing memberikan daya viabilitas lebih baik dibandingkan metode penyimpanan lainnya. Preservasi secara cryogenic, adalah teknik penyimpanan mikroba dalam media cair dengan penambahan senyawa cryoprotectant (gliserol 10 %) dan dibekukan pada suhu sangat rendah dalam nitrogen cair
Modifikasi Metode Freezing dengan Krioprotektan DMSO Terhadap Kualitas Penyimpanan Mikroba Saccharomyces cereviseae Di Laboratorium Biosain Novita Cholifah Ida; Hadi Sariono; Endang Widyawatiningrum
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Vol 2 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/plp.v2i2.3727

Abstract

Proses perbanyakan dan penyimpanan kultur mikroba menjadi hal yang harus diperhatikan karena cara penyimpanan sangat terkait dengan perubahan sifat mikroba yang disimpan. Di Laboratorium, kultur murni dipindahkan dengan metode subkultur. Beberapa dampak subkultur yang berulang akan memakan waktu, beresiko kontaminasi dan mutasi genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penyimpanan mikroba Saccharomyces cereviseae jangka panjang yang aplikatif di Laboratorium Biosain serta menentukan jenis Cryoprotectan Agent yang dapat mempertahankan viabilitas sel mikroba Saccharomyces cereviseae dengan metode Freezing. Dalam penelitian sebelumnya peneliti menggunakan metode preservasi cryogenic freezing dengan menggunakan gliserol. Gliserol atau sukrosa dapat berperan sebagai krioprotektan, namun keduanya juga dapat mengakibatkan kematian sel akibat toksisitas dari krioprotektan tersebut. Penggunaan agensia krioprotektan DMSO 5 % dan gliserol 10 % dapat direkomendasikan untuk di gunakan sebagai referensi simpan beku (freezing) sel Saccharomyces cereviseae di Laboratorium Biosain dan merupakan metode penyimpanan jangka panjang yang paling efektif untuk dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan agent krioprotektan yang menghasilkan persentase penurunan viabilitas paling stabil dengan metode freezing adalah krioprotektan DMSO 5 % dengan persentase penurunan viabilitas sebesar 3,28 % untuk penyimpanan selama 1 bulan, persentase penurunan viabilitas sebesar 4,10 % untuk penyimpanan selama 2 bulan dan persentase penurunan viabilitas sebesar 16,39 % untuk penyimpanan selama 3 bulan. Kemudian diikuti agent krioprotektan gliserol 10 % dengan persentase penurunan viabilitas sebesar 5,74 % untuk penyimpanan selama 1 bulan, persentase penurunan viabilitas sebesar 7,38 % untuk penyimpanan selama 2 bulan dan persentase penurunan viabilitas sebesar 18,20 % untuk penyimpanan selama 3 bulan.
Pemanfaatan Mikroba Saccharomyces cerevisiae Sebagai Biosorpsi Logam Berat Timbal (Pb) Pada Limbah Pengujian AAS (Atomic Absorption Spectrometry) Di Laboratorium Biosain Novita Cholifah Ida; Hadi Sariono; Endang Widyawatiningrum
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Vol 3 No 1 (2024): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/plp.v3i1.4660

Abstract

Laboratorium Biosain merupakan laboratorium yang menggunakan alat pengujian dan berbagai macam bahan kimia. AAS (Atomic Absorption Spectrometry) adalah salah satu contoh pengujian logam berat yang ada di Laboratorium Biosain. Efek dari pengujian tersebut adalah terbentuknya air limbah yang mengandung logam berat (seperti Pb, Fe, Cd, Cr, Hg, dll). Logam berat tidak dapat dikonversi atau didegradasi. Oleh karena itu perlu dikembangkan cara pengolahan air limbah dengan suatu teknologi alternatif yang ramah lingkungan, biaya rendah dan mempunyai efisiensi yang tinggi untuk mengolah limbah, yaitu dengan pemanfaatan kemampuan beberapa mikroorganisme sebagai penyerap logam berat. Biosorpsi adalah metode alternatif untuk mengatasi pencemaran dengan menggunakan mikroorganisme. Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur yang memiliki dinding sel yang tersusun oleh gugus karboksil dan gugus amino yang mampu bertindak sebagai penukar ion dan pembentukan kompleks dengan ion logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan optimum Saccharomyces cerevisiae dalam menyerap logam berat timbal (Pb) dengan variasi pH, waktu dan konsentrasi. Dari hasil penelitian didapatkan, pH optimum penyerapan logam berat Pb oleh biomassa Saccharomyces cerevisiae yaitu pH 3 dengan penurunan konsentrasi logam Pb hingga 3,3098 mg/L. Waktu kontak optimum pada waktu 120 menit dengan penurunan konsentrasi Pb hingga 23,2906 mg/L. Konsentrasi optimum ion logam Pb yang dapat diserap Saccharomyces cerevisiae pada konsentrasi 50 mg/L sebesar 25,5221 mg/L dengan pH 3 dan waktu kontak 120 menit.