Kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan gejala patologis sosial pada remaja yangdisebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, akibatnya remaja mengembangkan perilakuyang menyimpang. Penyebab kenakalan remaja adalah faktor ekternal (keluarga) atauperceraian orang tua, dengan kenakalan seperti mencopet, mencoba obat terlarang sertameminum minuman keras merupakan bentuk perasaan terluka, marah, terabaikan, dan tidakdicintai responden selama dan sesudah perpisahan orang tuanya. Keluarga merupakanlingkungan awal pembentuk kepribadian remaja. Keluarga merupakan institusi pusat padamasyarakat, namun telah banyak terjadi perubahan konsep, struktur dan fungsi dari unitkeluarga seiring berjalannya waktu.salah satu fungsi dasar keluarga adalah fungsi afektif yaitumemelihara saling asuh, keseimbangan saling menghargai, pertalian dan identifikasi,keterpisahan dan kepaduan. Angka tertinggi kenakalan remaja adalah usia 15 sampai 19 tahun,dimana usia tersebut adalah saat remaja menempuh bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).Bentuk kenakalan remaja yang dilakukan di sekolah diantaranya, tidak memakai seragamsekolah sesuai dengan peraturan sekolah, membolos atau datang terlambat kesekolah,berbicara kasar dengan guru, merokok, melakukan penyimpangan agama, berpacaran melebihibatas serta persaingan antar siswa, cabut di jam pelajaran, alfa, tidak membuat tugas,keluyuran dan merokok di warung saat jam pelajaran, dan ugal-ugalan di jalan raya, bermaindi warnet dan play station di jam pelajaran, pertengkaran ringan, berduan dengan perempuanyang bukan muhrim, sampai pada tindak pidana umum seperti pencurian, penghinaan, danjudi. Adanya perceraian, kenakalan remaja dan masalah lainnya yang sering timbul dalamkeluarga dikarenakan fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi.Kata Kunci : Fungsi Afektif Keluarga, Perilaku Kenakalan Remaja SMK