Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendidikan Anak Perempuan Dalam Perspektif Budaya Patriarki (Studi Pada Budaya Lamaholot) D Hyronimus
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v3i1.1099

Abstract

Kesetaraan gender secara genealogis bukan merupakan upaya untuk mempersatukan perbedaan. Perbedaan gender tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan gender inequalities. Diskursus mengenai ketidakadilan gender koheren dengan marginalisasi, subordinasi, streotipe, dan kekerasan yang sepertinya melekat pada kaum perempuan. Budaya Lamaholot merupakan representatif dari budaya patriarki, dimana keadilan pada perempuan seringkali gagap untuk diucapkan. Budaya Lamaholot yang bersifat represif dimulai dari lingkungan keluarga sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat tidak semata dihilangkan melainkan dibatasi oleh konvensi yang ada. Budaya Lamaholot memvonis perempuan sebagai bagian yang disepelehkan dalam pembagian peran sehingga perempuan kehilangan kesempatan untuk bertumbuh, salah satunya adalah kesempatan memperoleh pendidikan dari orang tua. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan dampak budaya Lamaholot (sebagai bagian dari budaya patriarki) pada pendidikan anak perempuan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, hasil analisisnya bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan pertimbangan paham budaya Lamaholot anak laki – laki menjadi prioritas orang tua dalam hal kesempatan memperoleh pendidikan, sedangkan anak perempuan tidak menjadi bagian yang diprioritaskan sehingga terjadi kesenjangan akses pendidikan antara anak laki – laki dan perempuan yang berakibat anak perempuan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang layak.
Optimalisasi Produk Kopi Lokal Merauke melalui Pelatihan Packaging dan Pemasaran Digital Dodhy Hyronimus Ama Longgy; Bhujangga Ayu Putu Priyudahari; Corry Lamtio Batubara; Yance Aima
JILPI : Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi Vol. 2 No. 2 (2023): JILPI: Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi (Desember)
Publisher : Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57248/jilpi.v2i2.305

Abstract

The attention of the local government is focused on the development of local coffee products as part of efforts to empower the community for self-sufficiency and prosperity. Merauke coffee, especially Robusta coffee promoted by Seed Agung coffee farmers in the Muting district, is considered a superior commodity with significant potential for broader development and marketing. Despite being deemed a superior commodity with substantial potential, there are still obstacles in marketing, including a lack of attention to packaging and digital marketing literacy. The objective of this community service is to provide knowledge about the importance of packaging and the use of digital media as marketing tools to increase the sales of Muting Robusta coffee products. The method used in this community service follows the ABCD (Asset-Based Community Development) approach. This approach aims to maximize the potential of the coffee products owned by the Seed Agung village by providing insights and knowledge to the community about their assets. It emphasizes the importance of community empowerment and development to achieve the goals and dreams of the community. The results of this activity include the participants' understanding of the importance of packaging and digital marketing. In addition to discussing the stages of coffee maintenance and production, the training also teaches branding techniques and practical sales promotion using simple social media platforms such as WhatsApp, Facebook, and Instagram. This enables a wider audience to learn about Muting farmers' coffee products, expand market share, and hopefully boost the local economy.