Nurbaya Busthanul
Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBERDAYAAN DAN KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN DI DESA MONCONGLOE BULU, KECAMATAN MONCONGLOE, KABUPATEN MAROS Nurbaya Busthanul; Didi Rukmana; Wulan Ramadhani Mappatunru; Rahmawaty A Nadja; Saadah Saadah
Journal of Agricultural and Rural Economy Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Intitut Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/agre.2023.v1i1.24-31

Abstract

Pertanian merupakan isu strategis di masa sekarang dan masa yang akan datang. Sebab, pertanian, baik dari sisi produksi, distribusi, maupun konsumsi, sangat erat kaitannya dengan dimensi sosial, ekonomi, dan politik rakyat. Salah satu pelaku pertanian yang posisinya kadang tersubordinasi dari kegiatan pertanian adalah perempuan. Keterlibatan perempuan memiliki peran yang besar dalam keluarga baik untuk kegiatan rumah tangga maupun kegiatan ekonomi yang menunjang pendapatan rumah tangga. Perempuan atau istri secara langsung maupun tidak langsung ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan usaha yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga. Kondisi gender dalam masyarakat tani desa Moncongloe Bulu yaitu terdapat sebanyak 45% masyarakat tani perempuan yang aktif berperan dalam kegiatan pertanian. Hal ini melampaui target persentase capaian pada SDG’s yaitu sebanyak 36% partisipasi perempuan. Peningkatan peran dan keterlibatan perempuan dalam kegiatan produktif tertentu merupakan upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan sumber daya lokal serta meningkatkan kekuatan perannya sebagai anggota keluarga. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 48 pasangan suami istri yang terlibat dalam kegiatan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam pertanian di Desa Moncongloe Bulu, Kabupaten Maros. Penelitian ini menggunakan tiga domain; Produksi, Kepemimpinan, dan Waktu, pada 5 Domains and 10 Indicators dari Women’s Empowerment in Agriculture Index (5DE of WEAI) dengan data yang akan dihasilkan yaitu berupa data kualitatif dan kemudian akan di lanjutkan dengan perhitungan IKKG atau Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender dengan data yang dihasilkan berupa data kuantitatif agar data yang dihasilkan dapat lebih terukur. Pada indikator pertama dalam domain produksi, pengambilan keputusan terkait produksi, semua responden suami dan 54,2% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1. Indikator kedua pada domain produksi, otonomi dalam produksi, sebanyak 93,8% suami dan 62,5% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1. Indikator pertama pada domain kepemimpinan, keterlibatan dalam kelompok sosial, sebanyak 79,2% suami dan 77,1% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1. Dan indikator kedua pada domain kepemimpinan, berbicara di depan umum, sebanyak 41,7% responden suami dan 19,1% responden istri yang terberdayakan dengan nilai IKKG<1. Sedangkan indikator pertama pada domain waktu, beban kerja, terdapat sebanyak 37,5% responden suami dan 60,42% responden istri yang terberdayan, dan pada indikator terakhir pada domain waktu, waktu luang, terdapat sebanyak 47,9% responden suami dan 72,9% responden istri yang terberdayakan dengan nilai IKKG>1 untuk kedua indikator pada domain waktu.
KONTRIBUSI PEREMPUAN DALAM PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA MONCONGLOE BULU, KECAMATAN MONCONGLOE, KABUPATEN MAROS Nurbaya Busthanul; Didi Rukmana; Wulan Ramadhani Mappatunru; Rahmawaty A Nadja; Saadah Saadah
Journal of Agricultural and Rural Economy Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Intitut Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/agre.2023.v1i1.32-39

Abstract

Dalam upaya mewujudkan pertanian yang lebih baik, terdapat empat subsistem dalam agribisnis; subsistem input, subsistem on farm, subsistem output, dan subsistem penunjang, yang harus dijalankan secara maksimal. Salah satu pelaku pertanian yang posisinya kadang tersubordinasi dari kegiatan pertanian adalah perempuan. Keterlibatan perempuan memiliki peran yang besar dalam keluarga baik untuk kegiatan rumah tangga maupun kegiatan ekonomi yang menunjang pendapatan rumah tangga. Perempuan atau istri secara langsung maupun tidak langsung ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan usaha yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga. Namun, perempuan umumnya dihargai dengan upah yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Seringkali upah yang dihasilkan perempuan untuk keluarga dianggap sebagai hasil kontribusi suami terhadap pendapatan keluarga. Hal ini dikarenakan perempuan seringkali dipandang sebagai orang kedua yang hanya membantu pasangan, berpendidikan rendah, dan memiliki keterbatasan keterampilan untuk menghasilkan kontribusi ekonomi bagi keluarga. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 48 pasangan suami istri yang terlibat dalam kegiatan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dan keterlibatan petani perempuan pada pendapatan dan pengelolaan ekonomi rumah tangga tani di Desa Moncongloe Bulu, Kabupaten Maros. Penelitian ini menggunakan dua domain; Sumberdaya dan Pendapatan, pada 5 Domains and 10 Indicators dari Women’s Empowerment in Agriculture Index (5DE of WEAI) dengan data yang akan dihasilkan yaitu berupa data kualitatif dan kemudian akan di lanjutkan dengan perhitungan IKKG atau Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender dengan data yang dihasilkan berupa data kuantitatif agar data yang dihasilkan dapat lebih terukur. Pada indikator pertama dalam domain sumberdaya, kepemilikan atas aset, sebanyak 87,5% suami dan 81,33% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1. Indikator kedua pada domain sumberdaya, pembelian, penjualan, dan pengalihan aset, sebanyak 96,875% suami dan 62,5% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1. Indikator terakhir pada domain sumberdaya, akses dan keputusan mengenai kredit, sebanyak 87,5% suami dan 81,33% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1. Sedangkan pada indikator tunggal pada domain pendapatan, kontrol atas penggunaan pendapatan, sebanyak 96,875% suami dan 62,5% istri yang terberdayakan, dan nilai IKKG<1.