Filariasis merupakan penyakit menahun yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana distribusi penyebaran kasusnya sudah hampir mencakup seluruh provinsi. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota masih terdapat 7 kasus filariasis di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan sistem surveilans filariasis, mengidentifikasi masalah sistem surveilans filariasis dan memberi solusi dari permasalahan yang ditemukan. Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif, termasuk kedalam penelitian evaluative yaitu untuk mengevaluasi suatu kegiatan, penelitian dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota pada bulan Oktober 2022. Responden dalam penelitian ini adalah petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota berjumlah 3 orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak terdapat kekurangan pada komponen input, proses dan output kegiatan sistem surveilans. Dari hasil wawancara, sebagian besar petugas surveilans tidak mendapatkan pelatihan sehingga tidak mampu melakukan analisis dan pengolahan data. Hal ini menyebabkan atribut surveilans seperti kualitas, sensitivitas, dan stabilitas data rendah. Pelaksanaan sistem surveilans filariasis di Dinas Kesehatan Lima Puluh Kota belum memeluhi pedoman Permenkes No. 1116/SK/VIII/2013. Solusi untuk memperbaiki sistem surveians adalah dengan memberikan pelatihan bagi seluruh petugas surveilans dan pemenuhan sarana dalam pelaksanaan sistem surveilans filariasis.