Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ETANOL GEL SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Sani, Sani; Astuti, Dwi Hery; Fathoni, Muhammad; Pratama, Bayu Prima
Jurnal Teknik Kimia Vol 11, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v11i1.825

Abstract

Bahan Bakar Minyak sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat. Namun karena deposit minyak bumi di Indonesia hanya tinggal  20 tahun maka harus dicari bahan bakar alternatif lain yang dapat menggantikan minyak tanah. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang potensial karena sumbernya mudah diperbaharui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan  volume C2H5OH dan lama pengadukan terhadap hasil nilai flash point etanol gel dari cangkang kerang hijau dan etanol. Cangkang kerang hijau yang telah dihaluskan dimasukkan dalam beaker glass kemudian dicampur dengan asam asetat (CH3COOH), kalsium asetat (Ca(CH3COO)2) yang terbentuk dicampur dengan etanol 85% sesuai variabel volume etanol yaitu (70;75;80;85;90 ml), diaduk selama waktu sesuai variabel yaitu (30;60;90;120;150 menit) kemudian didiamkan sampai terbentuk etanol gel. Kemudian disaring untuk diambil etanol gelnya dan dianalisakan flash pointnya. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengadukan   nilai flash point menurun. Hasil terbaik yang diperoleh yaitu flash point sebesar 16,80 oC yang didapat pada volume etanol 75 ml dan waktu pengadukan 150 menit.
KAJIAN KARAKTERISTIK BIOCHAR DARI BATANG TEMBAKAU, BATANG PEPAYA DAN JERAMI PADI DENGAN PROSES PIROLISIS Astuti, Dwi Hery; Sani, Sani -; Yuandana, Yohanes Gilang; Karlin, Karlin -
Jurnal Teknik Kimia Vol 12, No 2 (2018): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v12i2.1083

Abstract

Biochar adalah produk yang kaya karbon yang dihasilkan oleh pirolisis dari biomassa yang sangat ringan. Namun, biochar berbeda dari yang lain karena diberikan dalam tanah sebagai pembenah tanah dan bermanfaat bagi lingkungan. Biomassa batang tembakau, batang pepaya dan jerami padi dapat dibuat biochar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik biochar dari ketiga bahan meliputi rendemen, luas permukaan pori – pori, kadar C organic dan daya adsorbsi. Variabel yang kami gunakan dalam penelitian ini meliputi suhu pirolisis dan jenis bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada masing – masing suhu pirolisis sebesar 100 gram. Penentuan karakteristik biochar untuk luas permukaan pori  –  pori  menggunakan  metode  BET  (Brunauer-Emmett-Teller)  dan  untuk  C organic menggunakan metode spektofotometri. Hasil biochar yang terbaik untuk rendemen tertinggi diperoleh dari biochar batang tembakau pada suhu 550oC sebesar 30,49%. Kadar C–organik yang tertinggi pada suhu 400oC ada pada biochar batang tembakau sebesar 57,08%. Luas permukaan pori–pori tertinggi pada biochar batang tembakau sebesar 319,3715 m2/g. Sedangkan daya adsorbsi yang tertinggi terdapat pada biochar dari batang pepaya DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v12i2.1083
PENURUNAN BOD DAN COD PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI RUMPUT LAUT DENGAN METODE ION EXCHANGE Sani, Sani; Istiqomah, Umi Ary; Prabowo,, Nina Sari; Astuti, Dwi Hery
Jurnal Teknik Kimia Vol 13, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v13i2.1413

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas strategis Indonesia disektor kelautan, disampingudang dan tuna. Dengan banyaknya Industri rumput laut akan menimbulkan permasalahan limbah cairyang mempunyai kandungan BOD awal 5297,78mg/liter dan COD 18.252,55mg/liter. Penelitian inibertujuan untuk menurunkan BOD dan COD dari limbah cair industri rumput laut melalui proses resinpenukar ion, dimana resin yang digunakan adalah resin anion. Variabel berat resin adalah 250, 300,350, 400, dan 450gr, dengan kecepatan pengadukan 200rpm, dan waktu pengadukan 15, 30, 45, 60dan 75menit. Kemudian setelah resin mengalami kejenuhan, maka dilakukan regenerasi, denganmenggunakan larutan NaOH 13%. Hasil penelitian penurunan COD terbaik adalah 9196 mg/literdidapat pada waktu pengadukan 45menit dengan penambahan resin 450gr. Hasil penurunan BODterbaik adalah 3002,66mg/liter didapat pada waktu pengadukan 75menit dan penambahan resin450gr. DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v13i2.1413
KAJIAN KUALITAS KOMPOSISI ADSORBEN BERBAHAN BAKU LUMPUR PANAS SIDOARJO Astuti, Dwi Hery; ., Sani; Fadilla, Arfianti Kurnia Nur; Mahendra, Yusril Ihza
Jurnal Teknik Kimia Vol 14, No 2 (2020): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2033

Abstract

Lumpur panas Sidoarjo dapat dimanfaatkan sebagai adsorben karena memiliki kandungan SiO2 sebesar 47,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu aktivasi dan konsentrasi asam sulfat (H2SO4) pada proses aktivasi terhadap kualitas komposisi produk adsorben. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbandingan silika (SiO2) dengan alumina (Al2O3) pada produk yang telah dibuat untuk dibandingkan dengan adsorben yang beredar di pasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivasi secara kimia. Aktivasi ini berfungsi untuk memperbesar pori-pori suatu zat menggunakan zat aktivator. Proses aktivasi kimia dilakukan dengan cara mencampur larutan aktivator H2SO4 (1N, 2N, 3N, 4N, 5N) dengan serbuk lumpur panas Sidoarjo selama variabel waktu yang ditentukan (1jam; 1,5jam; 2jam; 2,5jam; 3jam) pada suhu 100oC. Sebelum dan sesudah proses aktivasi, serbuk lumpur panas Sidoarjo dianalisa komposisi dan luas permukaannya. Hasil yang didapatkan setelah proses aktivasi terdapat perubahan persentase antara SiO2, Al2O3, dan Fe2O3, dan juga penambahan luas permukaan pori. Pada data adsorben lumpur panas Sidoarjo dengan aktivator H2SO4 5N 2,5jam memiliki komposisi SiO2 sebesar 78,1%, Al2O3 sebesar 12%, Fe2O3 sebesar 5,78% dan luas permukaan sebesar 170,539 m2/g. Kata kunci : adsorben ; aktivasi ; alumina ; asam sulfat ; lumpur panas Sidoarjo ; silika DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2033
KARBON AKTIF DARI BATUBARA LIGNITE DENGAN PROSES AKTIVASI MENGGUNAKAN HIDROGEN FLOURIDA Novananda, Ajie; Rahmawati, Ira; Sani, Sani; Astuti, Dwi Hery; Suprianti, Lilik
Jurnal Teknik Kimia Vol 15, No 1 (2020): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.2297

Abstract

Lignit merupakan jenis batu bara yang mengandung banyak pengotor dan memiliki nilai kalor relatif rendah sehingga tidak banyak dimanfaatkan untuk bahan bakar, tetapi mengandung senyawa karbon yang cukup tinggi sehingga mempunyai peluang untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan karbon aktif. Pada penelitiaan ini dilakukan sintesa lignit menjadi karbon aktif dengan menggunakan aktivator Hidrogen Florida (HF). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator HF dan suhu aktivasi pada pembuatan karbon aktif dari batubara lignit. Proses sintesa lignit menjadi karbon aktif diawali dengan melakukan preparasi batubara melalui proses karbonasi pada temperatur 500oC selama 2 jam. Selanjutnya serbuk batu bara dihaluskan dan  diayak untuk diperoleh ukuran yang seragam 100 mesh. Serbuk batu bara direndam pada larutan HF dengan perbandingan 1:10. Konsentrasi larutan HF bervariasiasi sebesar: 2, 2,5, 3, 3,5, 4 % volume. Perendaman dilakukan selama 5 jam pada temperatur 30oC, kemudian larutan disaring dan residu batu bara diaktivasi menggunakan furnace dengan variabel temperatur 700; 750; 800; 850; 900 oC selama 2 jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karbon aktif terbaik didapatkan pada konsentrasi HF 4% dan suhu aktivasi 900oC dengan daya serap terhadap iodin (I2) sebesar 810,75 mg/g, kadar air 1,9992%, kadar zat terbang 0,192%, kadar abu 5,408% dan fixed carbon mencapai 92,401%.  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.2297
Corrosion Inhibition of Carbon Steel Using Chitosan as an inhibitor in 3.5% NaCl Medium Lilik Suprianti; Dwi Hery Astuti; Sukamto; Khafid Ubay Ilyas; Ellyn Evina Ellys Simanjuntak
International Journal of Eco-Innovation in Science and Engineering Vol. 1 No. 02 (2020): IJEISE
Publisher : Engineering Faculty, University of Pembangunan Nasional Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/ijeise.v1i02.32

Abstract

Carbon steel is a metal that is widely used for the construction of industrial and marine applications. Hence, seawater is one of the corrosive mediums due to its Natrium Chloride (NaCl) content as a strong electrolyte. One method to control the corrosion rate is by adding the inhibitor. Chitosan has been chosen as inhibitor corrosion because of non-poisonous and green material. Corrosion inhibition of carbon steel in chitosan inhibitor presence in 3,5% NaCl medium was studied using potentiodynamic polarization technique. This study aims to understand the effect of temperature and inhibitor concentration on carbon steel's corrosion behavior. This study also determined adsorption constant value of chitosan on the carbon steel surface. The corrosion rate has been analyzed by using potentiodynamic polarization. Firstly, carbon steel is prepared by cutting them in cuboid shape by dimensions 4cmx 1cm x 3mm. Secondly, a 3.5 % sodium chloride solution is prepared by dilute NaCl crystal into demineralized water. The next step is inhibitor preparation by dissolve chitosan powder in the acid solution. The corrosion rate is analyzed in different temperatures, various from 30-70oC, and chitosan concentration varied from 0 to 250mg/l. The results showed that chitosan is a promising corrosion inhibitor in sodium chloride medium. The inhibition efficiency at 30oC reaches 84.92% with a chitosan concentration of 250 mg/L.
Synthesis and Modification of Nano-Precipitated Calcium Carbonate (PCC) with Addition of Ethylene Glycol Sani; Mega Rosilina; Mochamad Titus Maulana; A. R Yelvia Sunarti; Srie Muljani; Dwi Hery Astuti; Isni Utami
International Journal of Eco-Innovation in Science and Engineering Vol. 3 No. 01 (2022): IJEISE
Publisher : Engineering Faculty, University of Pembangunan Nasional Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/ijeise.v3i01.57

Abstract

ZA fertilizer waste (Ammonium sulfate) is waste generated from the industrial process of producing ZA fertilizer. The waste contains very high calcium and has the potential to be used as a raw material in the manufacture of Precipitated Calcium Carbonate (PCC). PCC with certain qualities can be developed in the field of advanced materials, with size modification into nanoparticles. One method to produce nanoparticles is using the coprecipitation method, with the help of a polymer solution. This study aims to produce Nano-PCC by finding the best conditions of CaCl2: Ethylene Glycol mole ratio and stirring speed. Nano-PCC is synthesized by reacting fertilizer waste with HCl to form a CaCl2 solution. Then, the solution is mixed with ethylene glycol to prevent particle agglomeration so that the size obtained will be smaller. The mixture is then reacted with Na2CO3 to form precipitated calcium carbonate (PCC). In this study, the variables were the mole ratio of CaCl2: ethylene glycol (1:12, 1:14, 1:18, 1:20) and stirring speed (350, 500, 650, 800, and 950 rpm). Based on PSA analysis, the Nano-PCC obtained at the smallest CaCl2: ethylene glycol ratio 1:12, stirring speed 950 rpm was 51.83 nm. Based on Scherrer’s calculations with XRD, the particle size obtained was 48.25 nm. SEM analysis showed that the crystals formed were dominated by vaterite crystals, with a size range of 55.71-607.79 nm.