Triyanto, Triyanto
Prodi Magister Pendidikan Matematika, Pascasarjana, FKIP – UNS

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KH, Abdul Aziz; Mardiyana, Mardiyana; Triyanto, Triyanto
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 2, No 2 (2012): Journal of Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Journal of Mathematics and Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.804 KB)

Abstract

 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik, pendekatan pembelajaran Kontekstual, Pemecahan Masalah atau Pembelajaran Langsung. (2). Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik, siswa dengan konsep diri tinggi, sedang atau rendah. (3). Apakah  pada masing-masing konsep diri siswa (tinggi, sedang dan rendah) pendekatan pembelajaran Kontekstual lebih baik dibanding Pemecahan Masalah dan Pembelajaran Langsung, dan Pemecahan Masalah lebih baik dibanding Pembelajaran Langsung. (4). Apakah pada masing-masing pendekatan pembelajaran (Kontekstual, Pemecahan Masalah dan Pembelajaran Langsung) pada siswa dengan konsep diri tinggi lebih baik dibanding dengan konsep diri sedang dan rendah serta apakah siswa dengan konsep diri sedang lebih baik dibanding dengan konsep diri rendah.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial 3x3. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sragen semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling dengan sampel penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 2 Sragen, SMP Negeri 1 Karangmalang, dan SMP Negeri 2 Karangmalang masing-masing terdiri dari tiga kelas, satu kelas sebagai kelas Pembelajaran Kontekstual, satu kelas sebagai kelas Pembelajaran Pemecahan Masalah dan satu kelas sebagai kelas Pembelajaran Langsung. Banyak anggota sampel seluruhnya adalah 265 siswa. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas, reliabelitas, daya beda dan tingkat kesukaran. Uji normalitas menggunakan Lilliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett dan uji keseimbangan menggunakan uji-F. Uji hipotesis menggunakan uji anava dua jalan dengan sel tak sama.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan. (1). Pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran pemecahan masalah dan pembelajaran langsung, dan pembelajaran pemecahan masalah memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran langsung. (2). Siswa yang memiliki konsep diri tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki konsep diri sedang dan rendah, dan siswa dengan konsep diri sedang memberikan prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan konsep diri rendah. (3a). Pada siswa dengan konsep diri tinggi, pembelajaran pemecahan masalah memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran langsung. Sedangkan pendekatan pembelajaran kontekstual sama baiknya dengan pembelajaran pemecahan masalah dan pembelajaran langsung. (3b). Pada siswa dengan konsep diri sedang, pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran langsung. Sedangkan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah sama baiknya dengan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran langsung. (3c). Pada siswa dengan konsep diri rendah, pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran pemecahan masalah. Sedangkan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dan kontekstual sama baiknya dengan pembelajaran langsung. (4a). Pada pendekatan pembelajaran kontekstual, semua siswa dengan beragam konsep diri memiliki prestasi belajar yang sama. (4b). Pada pendekatan pembelajaran pemecahan masalah, siswa dengan konsep diri tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan konsep diri sedang dan siswa dengan konsep diri tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik daripada konsep diri rendah, dan siswa dengan konsep diri sedang akan lebih baik daripada siswa dengan konsep diri rendah. (4c). Pada pendekatan pembelajaran langsung, semua siswa dengan beragam konsep diri memiliki prestasi yang sama. Kata kunci :     Pendekatan Pembelajaran Matematika, Kontekstual, Pemecahan Masalah, Pembelajaran Langsung, Prestasi Belajar, Konsep Diri.
ANALISIS MISKONSEPSI MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LOGIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA Irawan, Edi; Riyadi, Riyadi; Triyanto, Triyanto
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 2, No 1 (2012): Journal of Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Journal of Mathematics and Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.004 KB)

Abstract

Abstrak :Miskonsepsi adalah gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang dicetuskan oleh para pakar dalam suatu bidang serta bisa berupa pengertian yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Oleh karena itu, diperlukan informasi mengenai miskonsepsi untuk menghindari terjadinya miskonsepsi yang berkelanjutan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penguasaan konsep seseorang adalah gaya kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi pada mata kuliah pengantar dasar matematika pokok bahasan logika, ditinjau dari gaya kognitif mahasiswa. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester satu Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan, tahun 2011. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Identifikasi terjadinya miskonsepsi dilakukan dengan menggunakan teknik Certainly of Response Index(CRI) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan. Sedangkan identifikasi gaya kognitif mahasiswa dilakukan dengan menggunakan instrumen Group Embedded Figures Test(GEFT) yang dikembangkan oleh Witkin. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi miskonsepsi pada mahasiswa dengan gaya kognitif Field dependent(FD) lebih tinggi dibandingkan dengan miskonsepsi pada mahasiswa dengan gaya kognitif Field independent(FI). Mahasiswa FD lebih banyak mengalami miskonsepsi pada konsep invers, konvers, dan kontraposisi (38 %) sedangkan pada mahasiswa FI lebih banyak mengalami miskonsepsi pada konsep negasi pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor (32 %). Miskonsepsi pada mahasiswa FD lebih banyak disebabkan oleh prakonsepsi yang salah dan rendahnya kemampuan mahasiswa. Sedangkan miskonsepsi pada mahasiswa FI lebih banyak disebabkan oleh Simplifikasi dan intuisi yang salah dari mahasiswa.Kata kunci: miskonsepsi, gaya kognitif, CRI, GEFT.