p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Tijarah
Raden Hasnan Muhamad Rizki
Universitas Islam Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Tijarah

KONSEP PEMIKIRAN EKONOMI IMAM ABU HANIFAH Raden Hasnan Muhamad Rizki
Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 2, No 2 (2023): Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/tijarah.v2i2.122

Abstract

This research examines the important role of Islamic law in the social and spiritual life of Muslims, emphasizing that understanding Islam is incomplete without understanding its laws. Islamic law, which is called the most special science by Joseph Schacht, is necessary to understand the principles and practices of economics in Islam. Imam Abu Hanifah, through his work Al-Makharif fi Al-Fiqh, has integrated Islamic economics with fiqh, showing that Islamic economics is an inseparable part of broader Islamic law. The loss of historic Islamic economic traditions, described by Joseph Schumpeter as the “Great Gap,” highlights the importance of restoring and modernizing Islamic economics to address contemporary economic challenges. The research methodology used is qualitative with descriptive analysis, focusing on the contribution and views of Imam Abu Hanifah towards Islamic economics. The research results show that the economic principles and practices promoted by Imam Abu Hanifah are still relevant and can provide solutions to modern economic problems, by prioritizing ethical and moral principles in economics. ABSTRAKPenelitian ini mengkaji peran penting hukum Islam dalam kehidupan sosial dan spiritual umat Islam, menekankan bahwa pemahaman Islam tidak lengkap tanpa memahami hukumnya. Hukum Islam, yang disebut sebagai ilmu paling istimewa oleh Joseph Schacht, diperlukan untuk memahami prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam. Imam Abu Hanifah, melalui karyanya Al-Makharif fi Al-Fiqh, telah mengintegrasikan ekonomi Islam dengan fiqh, menunjukkan bahwa ekonomi Islam merupakan bagian tak terpisahkan dari hukum Islam yang lebih luas. Kehilangan tradisi ekonomi Islam yang bersejarah, yang dijelaskan oleh Joseph Schumpeter sebagai "Great Gap," menyoroti pentingnya memulihkan dan memodernisasi ekonomi Islam untuk mengatasi tantangan ekonomi kontemporer. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif, berfokus pada kontribusi dan pandangan Imam Abu Hanifah terhadap ekonomi Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip dan praktik ekonomi yang diusung Imam Abu Hanifah masih relevan dan dapat memberikan solusi atas masalah ekonomi modern, dengan mengedepankan prinsip-prinsip etis dan moral dalam ekonomi.
TINJAUAN FIKIH TERHADAP AKAD JUAL BELI TANPA DIIKUTI PEMINDAHAAN KEPEMILIKAN DALAM KAJIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI Raden Hasnan Muhamad Rizki
Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 3, No 1 (2024): Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Tijarah: Jurnal Ekonomi Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/tijarah.v3i1.118

Abstract

This study examines the foundations and principles of sharia economics which are the foundation of the practice of muamalah in Islam, especially regarding the concept of buying and selling contracts. In sharia economics, buying and selling transactions are declared valid through an agreement between two parties which is expressed verbally or non-verbally. This study highlights the importance of a deep understanding of muamalah fiqh which includes ethics, Islamic economic values, and sharia principles that support economic transactions. The methodology used is qualitative with a descriptive analysis approach, aimed at understanding and describing the phenomenon of muamalah transactions in the context of Islamic jurisprudence which is regulated through contracts. This research shows that a comprehensive understanding of contracts and the legal conditions for transactions can support stability and justice in sharia economic practices, in line with the Islamic prohibition against usury and the emphasis on fair and transparent transactions. By studying further the muamalah contract and fiqh, this research contributes to the development of an Islamic economy based on sharia values, strengthening the foundation for more ethical and sustainable economic practices. ABSTRAKStudi ini mengkaji landasan dan prinsip ekonomi syariah yang menjadi pondasi praktek muamalah dalam Islam, khususnya mengenai konsep akad jual beli. Dalam ekonomi syariah, transaksi jual beli dinyatakan sah melalui kesepakatan antara dua belah pihak yang diungkapkan secara verbal atau non-verbal. Kajian ini menyoroti pentingnya pemahaman mendalam tentang fikih muamalah yang mencakup etika, nilai ekonomi Islam, dan prinsip-prinsip syariah yang mendukung transaksi ekonomi. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan fenomena transaksi muamalah dalam konteks fikih Islam yang diatur melalui akad. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang komprehensif tentang akad serta syarat-syarat sah transaksi dapat mendukung kestabilan dan keadilan dalam praktek ekonomi syariah, sejalan dengan larangan Islam terhadap riba dan penekanan pada transaksi yang adil dan transparan. Dengan mengkaji lebih lanjut tentang akad dan fikih muamalah, penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan ekonomi Islam yang berlandaskan pada nilai-nilai syariah, menguatkan pondasi bagi praktik ekonomi yang lebih etis dan berkelanjutan.